WARTABANJAR.COM, DELI SERDANG – Rekonstruksi kasus penculikan dan pembunuhan Andreas Sianipar (44) oleh oknum TNI Serka Holmes bersama lima warga sipil di Polrestabes Medan berlangsung ricuh. Keluarga korban meluapkan amarah karena menilai adegan yang diperagakan tidak sesuai dengan bukti video yang beredar.
“Udah nggak betul ini!” teriak salah satu anggota keluarga korban dengan penuh emosi.
BACA JUGA:TERUNGKAP! Manajer Pom Bensin di Sintang Diduga Bandar Narkoba, Ditangkap Saat Ambil Paket Terlarang
“Kalau sendiri kau, sudah mati kau dibuat dia (Andreas). Dia besar badannya!” sahut keluarga lainnya yang geram dengan jalannya rekonstruksi.
Penyidik di lokasi berupaya menenangkan keluarga korban, namun mereka tetap histeris dan akhirnya meninggalkan tempat rekonstruksi.
“Istrinya kalian tangguhkan, pakai otak!” ujar salah satu keluarga korban sebelum beranjak pergi.
Meski sempat terjadi ketegangan, rekonstruksi tetap berlanjut dengan pengawasan ketat dari kuasa hukum korban yang tetap bersiaga di lokasi.
Kronologi Penculikan dan Pembunuhan Andreas Sianipar
Insiden memilukan ini terjadi pada Minggu dini hari (8/12) di sebuah gang di Kecamatan Medan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Andreas diduga diculik oleh Serka Holmes bersama belasan orang lainnya, lalu dibawa ke rumah dinas Serka H di Asrama Abdul Hamid.
BACA JUGA:Dengar Suara Gaduh, Ahmad Temukan Ular Piton Hendak Memangsa Ternaknya
Di lokasi tersebut, Andreas mengalami penganiayaan brutal oleh Serka Holmes dan komplotannya. Aksi sadis ini menarik perhatian warga sekitar hingga terjadi kerumunan. Untuk menghindari kecurigaan, Serka Holmes menyebarkan informasi bahwa Andreas adalah anggota geng motor yang berbahaya. Pernyataan ini sempat memancing amarah warga yang hampir ikut mengeroyok Andreas.