WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Di 10 hari terakhir Ramadhan, kita dianjurkan untuk terus memperbanyak ibadah, sebab di bulan suci ini ampunan dari Allah banyak sekali.
Di antara amal tersebut adalah istigfar, yaitu zikir memohon ampunan dosa kepada Allah.
Istighfar merupakan salah satu amalan ringan yang sering dilakukan oleh umat Islam.
Lafal istighfar sendiri merupakan bentuk isim Masdar, berasal dari kata اِسْتَغْفَرَ – يَسْتَغْفِرُ – اِسْتِغْفَارًا yang berarti memohon ampunan.
Selama Ramadhan, kita sebagai umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak istighfar, terlebih lagi di bulan ini, segala amal ibadah dilipatgandakan nilainya.
Hal ini sebagaimana keterangan yang ada di dalam kitab Hasyiyah Bajuri, yang artinya adalah:
“Kesimpulannya, maka (hendaknya) seseorang memperbanyak amal kebaikan di bulan Ramadhan karena (pahala) amal kebaikan akan dilipatgandakan dibandingkan ganjaran amal kebaikan yang dilakukan di luar bulan Ramadhan,” (Ibrahim Al-Bajuri, Hasyiyah Al-Bajuri, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah], juz 1, halaman 562).
Dalil untuk membaca istighfar salah satunya adalah ayat Al-Qur’an, tepatnya dalam surat Nuh ayat 10:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ ١٠
Artinya, “Lalu, aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun,” (QS. Nuh: 10)
Dalam satu riwayat hadits disebutkan bahwa orang yang memperbanyak istighfar akan diberikan kelapangan rezeki oleh Allah dari jalan yang tak terduga.
عَنِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَكْثَرَ مِنَ الْإِسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنَ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبْ. (رواه الترمذي)