Dengan itu, anak akan berusaha untuk bertanggung jawab atas tantangan yang dihadapinya.
Ketiga, keteladanan
Orang tua, pendidik maupun lingkungan sekitar perlu untuk bahu membahu memberikan contoh yang baik bagi anak.
Karena anak akan menyerap informasi dari orang-orang sekitarnya, yang akan berdampak pada masa pertumbuhannya.
Dalam hal ini, orang tua juga bisa memberikan pengetahuan historis Islam mengenai kehebatan Rasulullah SAW maupun para tokoh Muslim, agar menjadikannya role modelnya dalam menjalankan kewajiban sesuai syariat Islam. Keempat, latihan atau pembiasaan.
Pembiasaan memerlukan konsistensi dari lingkungan sekitar terutama orang tua.
Mengulang kembali pengetahuan dan rutinitas ibadah yang telah dikenalkan akan berpengaruh pada self-esteem anak.
Pengulangan tersebut akan terpatri dalam memori dan alam bawah sadarnya.
Kemudian berkontribusi dalam pembentukan karakternya. Penting juga untuk melibatkan anak dalam aktivitas menyenangkan yang berkenaan dengan keagamaan dan kemanusiaan.
Seperti menyiapkan menu berbuka, berbagi takjil, menonton kisah nabi bersama-sama, membuat kue lebaran dan sebagainya.
Dengan melibatkan anak dalam kondisi tersebut, akan mengasah kemampuan intelektual, emosional, dan transendental pada diri anak.
Demikian beberapa kiat yang dapat menjadi rekomendasi bagi orang tua maupun pendidik dalam membangkitkan semangat ibadah pada anak terutama dalam bulan mulia Ramadhan.
Hal ini tentu memerlukan sinergi lingkungan sekitar agar tercipta lingkungan yang nyaman dan ramah bagi pertumbuhan anak. Semoga bermanfaat. (Berbagai sumber)