Imam al-Ghazali dalam kitab beliau Ihya’ Ulumuddin mengibaratkan seorang anak seperti kertas putih tanpa coretan.
Dengan itu, beliau menegaskan pentingnya peran orang tua dalam menorehkan hal baik dalam kertas bersih tersebut: “Ketahuilah cara mendidik anak termasuk masalah yang paling penting dan paling urgen. Anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya. Hati mereka suci, mutiara berharga, bersih dari segala ‘ukiran’ dan rupa. Hati anak-anak menerima setiap ‘ukiran’ dan cenderung pada ajaran yang diberikan kepada mereka”.
Tips Menanamkan Semangat Ibadah bagi Anak
Mendidik spiritualitas anak terutama dalam hal menjalankan ibadah memang bukan suatu hal yang sulit dan bukan pula perkara mudah.
Berikut beberapa kiat yang dapat menjadi rekomendasi orang tua maupun pendidik dalam membangkitkan semangat ibadah pada anak, terutama dalam momentum bulan Ramadhan:
Pertama, dukungan emosional
Afirmasi positif dari para orang tua, pendidik di sekolah maupun lingkungan sekitar anak akan berpengaruh secara langsung pada psikologis anak.
Hal ini akan memupuk semangat dan rasa percaya diri anak dalam menjalankan rangkaian kegiatan dan ibadahnya terutama dalam konteks bulan Ramadhan.
Kedua, dukungan fasilitas
Dalam hal ini, para orang tua bisa memberikan fasilitas menarik yang mendukung kegiatan ibadahnya di bulan Ramadhan.
Seperti contoh: Menyediakan worksheet seputar pengetahuan Ramadhan dengan tampilan yang menarik sesuai kartun atau kegemaran anak.
Memberikan tabel menarik jadwal puasa dan shalat di bulan Ramadhan yang akan ditempel bintang setiap anak selesai melaksanakan. Menerapkan sistem reward bagi pencapaian yang telah dilalui sang anak.