WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Dikabarkan terseret dalam kontroversi besar melibatkan Pangeran Harry, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump didesak untuk membuka dokumen imigrasi Duke of Sussex tersebut, yang disebut-sebut menyimpan rahasia besar.
Lembaga think thank berbasis di Washington, The Heritage Foundation, mengajukan tuntutan hukum untuk mengetahui apakah Harry menyembunyikan riwayat penggunaan narkoba saat mengajukan visa.
Berdasarkan hukum imigrasi AS, pemohon visa wajib melaporkan penggunaan narkoba, dengan potensi konsekuensi seperti penolakan visa atau deportasi jika ditemukan adanya kesalahan penyajian data atau kelalaian.
BACA JUGA: Banjir Pagi ini di Semangat Dalam dan Tunggul Irang Ilir
Kontroversi ini disebut berawal dari buku memoar Spare yang ditulis suami Meghan Markle tersebut, yang diterbitkan pada tahun 2023.
Di buku itu, Pangeran Harry secara terbuka mengakui penggunaan narkoba rekreasional seperti mariyuana, kokain, dan jamur psikedelik.
“Itu tidak terlalu menyenangkan, dan itu tidak membuat saya terlalu bahagia, seperti yang tampaknya membuat semua orang di sekitar saya. Tapi itu membuat saya merasa berbeda, dan itulah tujuan utamanya-merasakan sesuatu yang berbeda,” tulis Pangeran Harry di buku itu.
Karenanya, Heritage Foundation kemudian curiga lalu menuding Pangeran Harry kemungkinan tidak jujur dalam pengajuan visanya atau mendapat perlakuan istimewa dari pemerintahan Joe Biden.
Lantas, apa kaitannya dengan Presiden AS, Donald Trump?
Nigel Farage dalam sebuah wawancara dengan GB News mengatakan Presiden Donald Trump berspekulasi bahwa jika Pangeran Harry berbohong mengenai riwayat penggunaan narkobanya dalam aplikasi visa, maka “tindakan yang tepat” harus diambil, termasuk kemungkinan deportasi dari negara itu. (berbagai sumber)