Mulino juga menambahkan bahwa operasional terusan sepenuhnya berada di bawah kendali Panama, bukan pihak asing. Ia meminta agar Amerika Serikat menghormati kedaulatan negaranya.
Sejarah Panjang Terusan Panama
Terusan Panama dibangun oleh AS dengan tenaga kerja mayoritas Afro-Karibia dan mulai beroperasi pada tahun 1914. Perjanjian pengembalian terusan kepada Panama dinegosiasikan oleh mantan Presiden AS Jimmy Carter pada tahun 1977. Carter, yang baru saja meninggal bulan lalu, menyebut pengembalian terusan sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk menghormati kedaulatan negara-negara yang lebih kecil.
Namun, Trump mengkritik keputusan tersebut sebagai “kesepakatan bodoh” yang merugikan Amerika Serikat. “Kapal-kapal Amerika dikenakan biaya yang sangat mahal dan tidak diperlakukan secara adil, termasuk Angkatan Laut AS,” tegas Trump.
Pro-Kontra di AS
Meskipun pernyataan Trump menuai dukungan dari kelompok nasionalis, banyak pihak di AS memperingatkan bahwa retorika agresif tersebut dapat memicu ketegangan diplomatik. Senator Marco Rubio, yang menjadi Menteri Luar Negeri pertama dari kalangan Hispanik, menekankan pentingnya pendekatan diplomasi dalam menangani isu ini.
Trump’s stance reflects his broader agenda to reassert American dominance globally, but it also raises concerns about potential konflik dengan negara-negara lain yang terlibat, termasuk Panama dan China. Kini, dunia menunggu bagaimana langkah selanjutnya dari pemerintahan Trump terkait isu strategis ini.(Wartabanjar.com/Inilahkalsel.com)