WARTABANJAR.COM — Sejumlah alat pemantauan geofisika di Bali, yang meliputi pembangunan gedung backup InaTEWS, sistem monitoring gempa dan tsunami, dan sistem pengukur tinggi gelombang laut diperiksa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Deputi Geofisika BMKG, Nelly Florida mengatakan inspeksi dalam rangka memastikan kesiapsiagaan terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami, pemeriksaan ini juga mencakup pengujian PGR (Pusat Gempa Regional) di Balai 3 yang terhubung dengan Pusat Gempa Nasional dikutip Minggu (29/12).
Dari hasil pemeriksaan, Nelly Florida mendapat informasi bahwa gedung backup InaTEWS merupakan salah satu gedung yang mengimplementasikan teknologi bangunan tahan gempa sehingga memberikan rasa aman kepada pegawai on duty dalam melakukan monitoring gempa dimana Bali merupakan salah satu wilayah yang memiliki sumber gempa di darat dan laut.
Ia juga menekankan pentingnya pengujian rutin dan berkala terhadap system dan alat di setiap PGR. Ia juga menambahkan bahwa setiap wilayah perlu melaksanakan uji komunikasi Tsunami Drill untuk memastikan kesiapsiagaan Masyarakat dan stakeholder terkait menghadapi potensi bencana alam.
Selain itu, dalam inspeksi tersebut, Deputi Geofisika juga memeriksa alat Tide Gauge (TG) yang berfungsi untuk mengukur tinggi gelombang laut di Desa Kedongan, Bali. Alat ini sangat vital untuk memantau kemungkinan tsunami yang dapat berdampak pada kawasan pesisir.
Selanjutnya, Deputi Geofisika dan tim melakukan Inspeksi ke stasiun Geofisika Sanglah, selain mengunjungi ruang operasional Ia juga mengecek website SIMAPS BMKG yang menunjukkan data dari 90 sensor di Pulau Bali.