Walikota Betlehem Anton Salman mengatakan bahwa perayaaan Natal dilakukan tanpa pertunjukan meriah dan membatasi perayaan pada doa, ritual keagamaan, serta permohonan untuk mengakhiri penderitaan dan ketidakadilan terhadap rakyat Palestina.
“Sulit bagi kami untuk merayakan di tengah tragedi ini. Betlehem tidak terpisah dari Gaza, dan kami ingin mengekspresikan persatuan semua warga Palestina. Natal ini, bagi kami, adalah doa bagi jiwa para martir dan harapan agar ketidakadilan ini berakhir,” ujarnya sebagaimana ditulis WAFA.
Dengan sederhananya perayaan Natal, ia berharap dunia akan lebih keras menyuarakan dukungan untuk perdamaian Palestina.
“Kami berharap dapat membangkitkan hati nurani dunia untuk bekerja demi mengakhiri penderitaan rakyat Palestina, mengakhiri pendudukan, dan mencapai perdamaian yang adil dan menyeluruh,” imbuh Salman.
Hingga hari ini, serangan Israel terhadap Palestina terus berlangsung di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem.
Israel terus melanggar aturan perang seperti menyerang rumah sakit, kamp pengungsian, dan masyarakat sipil.
Tentara Israel juga melakukan perusakan taman di Kota Nahalin, sebelah barat Betlehem dengan dalih fasilitas tersebut dibangun tanpa izin. Pemilik taman tidak diberi kesempatan untuk memindahkannya.
Tentara Israel juga menggunakan gas air mata dan bom untuk warga yang mencoba mendekat ke lokasi pembongkaran.
Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) mencatat, hingga hari ini jumlah korban meninggal dunia di Gaza dan Tepi Barat mencapai 46.441 orang serta terus bertambah.