“Tentara menembaki apa saja yang bergerak, sehingga sangat sulit mengevakuasi korban tewas dan memberikan bantuan medis kepada yang terluka,” kata Shamiya.
Dia menyerukan dunia internasional dan PBB untuk melakukan intervensi segera agar pengepungan dapat diakhiri dan memungkinkan masuknya bahan bakar dan pasokan medis ke rumah-rumah sakit di Gaza Utara.
Baca juga:PBB: Israel Telah Tewaskan 11.355 Anak Gaza, Pelanggaran Berat dan Jarang Dilihat
Pada Selasa, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa militer Israel telah memperingatkan ketiga rumah sakit itu untuk mengevakuasi staf dan pasien.
Tentara mengancam akan membunuh, menghancurkan, dan menangkap staf rumah sakit, seperti yang mereka lakukan di RS Al-Shifa beberapa bulan lalu.
Peringatan itu muncul setelah Israel melancarkan operasi militer di Jabalia pada Minggu dengan dalih mencegah Hamas menguasai wilayah tersebut.
Israel memperingatkan warga Palestina untuk mengungsi dari Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahia ke wilayah selatan.
Namun, Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional Gaza memperingatkan warga untuk tidak mematuhi perintah itu, yang mereka sebut sebagai “tipu daya dan kebohongan.”
Israel terus melancarkan serangan membabi buta di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober lalu.
Baca juga:Ancaman Kelaparan Melanda Gaza, Israel Serang Kamp Pengungsi
Lebih dari 42.000 warga Palestina telah tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 98.000 lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.