WARTABANJAR.COM, NEW YORK – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan keprihatinan atas memburuknya situasi di Lebanon di tengah meningkatnya serangan Israel.
Selain menyatakan kecaman, PBB juga menentang niat Israel yang dilaporkan akan melancarkan serangan darat ke Lebanon.
Baca juga:PBB Khawatir Mendalam Atas Serangan Besar-besaran Israel
Sekjen PBB Antonio Guterres “tetap sangat prihatin dengan konsekuensi kemanusiaan dari peristiwa yang terjadi di Lebanon,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah konferensi pers, Senin (30/9) waktu setempat.
Guterres menekankan seruan kepada semua pihak untuk menahan diri dan meredakan ketegangan. Dujarric juga menekankan perlunya menerapkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Resolusi yang diadopsi pada 11 Agustus 2006 itu menyerukan penghentian total permusuhan antara Lebanon dan Israel dan pembentukan zona demiliterisasi antara Garis Biru (perbatasan de facto Lebanon-Israel) dan Sungai Litani.
Resolusi itu juga hanya mengizinkan tentara Lebanon dan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) untuk memiliki senjata dan peralatan militer di daerah tersebut.
Dujarric mengatakan Guterres dan timnya terus berhubungan dengan mereka yang berada di lapangan dan terus mencari solusi diplomatik.
Dia mengatakan personel PBB di sepanjang Garis Biru terus menjalankan tugas mereka, tetapi konflik telah membatasi operasi mereka.
Dujarric mengatakan bahwa warga sipil adalah yang paling terpengaruh oleh meningkatnya ketegangan.
Baca juga:Penolakan Netanyahu Terjadi di Luar Gedung hingga di Ruang Sidang Umum PBB