WARTABANJAR.COM, PARIS – Penangkapan terhadap CEO Telegram Pavel Durov berbuntut panjang dan serius bagi perusahaan telekomunikasi.
Menyusul kasus mengejutkan yang mengguncang industri teknologi global, Eropa ternyata menjadi tempat berbahaya bagi para pemimpin perusahaan teknologi setelah penangkapan CEO Telegram Pavel Durov di Prancis, kata tokoh teknologi terkemuka.
Baca juga:Pendiri Telegram Didakwa dengan Pasal Tindak Kriminal, Begini Kilahnya
Penangkapan tersebut, yang telah memicu kemarahan dan kekhawatiran atas masa depan kebebasan berbicara, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia digital dan menimbulkan pertanyaan serius tentang keselamatan dan kebebasan para CEO teknologi yang beroperasi di Eropa.
Setelah penangkapan Durov, CEO Rumble Chris Pavlovski pada Minggu di X mengumumkan bahwa dirinya telah “dengan selamat meninggalkan” Eropa, dengan alasan kekhawatiran atas ancaman serupa terhadap platformnya.
Pavlovski juga berjanji untuk memperjuangkan kebebasan berekspresi, dengan mengatakan: “Rumble tidak akan menoleransi perilaku ini dan akan menggunakan segala cara hukum yang tersedia untuk memperjuangkan kebebasan berekspresi, hak asasi manusia universal.”
“Prancis telah mengancam Rumble, dan sekarang mereka telah melewati batas merah dengan menangkap CEO Telegram Pavel Durov yang dilaporkan tidak menyensor berbagai ucapan,” tambah dia.
Selain itu, Edward Snowden, mantan perwira intelijen AS dan whistleblower, menyampaikan kekecewaannya melalui X, dengan mengatakan, “Penangkapan Pavel Durov merupakan serangan terhadap hak asasi manusia dasar untuk berbicara dan berasosiasi.”