WARTABANJAR.COM, SINGAPURA – Layanan makanan pada penerbangan Singapore Airlines (SIA) tidak lagi dihentikan secara otomatis ketika tanda sabuk pengaman menyala, kecuali jika pilot menganggapnya perlu.
Maskapai nasional ini telah mengubah aturan kembali ke prosedur penerbangan standar 10 minggu setelah seorang pria meninggal dan puluhan lainnya terluka dalam Penerbangan SQ321 yang dilanda insiden turbulensi.
Seorang juru bicara SIA mengatakan kepada The Straits Times bahwa maskapai tersebut pada 1 Agustus 2024 mengakhiri batas waktu keselamatan yang diberlakukan setelah insiden turbulensi pada 21 Mei.
Ini berarti minuman panas, termasuk sup, tidak akan disajikan ketika tanda sabuk pengaman dinyalakan, namun layanan makanan dan minuman lainnya dapat dilanjutkan sesuai kebijakan kru. Hal ini tidak terjadi pada peraturan yang lebih ketat.
Dengan protokol yang lebih ketat, awak kabin juga harus duduk dan mengencangkan sabuk pengaman saat tanda sabuk pengaman menyala. Kini, pilot dapat meminta awak kabin untuk kembali ke tempat duduknya dan menghentikan layanan, jika diperlukan.
Maskapai tersebut mengatakan pilotnya akan terus memutuskan apakah akan menangguhkan atau melanjutkan layanan penerbangan, tergantung pada penilaian mereka terhadap cuaca dan kondisi operasional.
SIA mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dalam mengelola turbulensi di udara tak lama setelah insiden SQ321.