WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengakui bahwa target digitalisasi UMKM tidak akan tercapai tahun ini. Karena itulah kementerian akan melakukan evaluasi terhadap program digitalisasi yang telah berjalan.
“Memang target awal kami terlalu besar. Kami sudah mendampingi (pelaku UMKM) dan menyasar UMKM di berbagai kota sekunder,” kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki kepada wartawan di Jakarta, Rabu (24/07/2024).
Teten mengatakan, tantangan terbesar yang dihadapi UMKM saat ini bukan digitalisasi, karena para pelaku UMKM telah memahami kebiasaan konsumen Indonesia. Para konsumen saat ini cenderung menyukai belanja online daripada belanja secara konvensional yang mendatangi lokasi jualan.
Menurutnya, UMKM Indonesia menghadapi kendala besar di pasar domestik karena mereka harus bersaing dengan produk-produk impor. Produsen produk impor itu harganya bisa lebih murah hingga membanjiri lokapasar (marketplace).
Baca juga: WHO: Wabah Polio Ancam Jalur Gaza
Di sisi lain, Teten mengatakan, produk UMKM Indonesia pasti lebih mahal dari produk asing. Hal itu mengingat mayoritas bahan baku produk lokal masih impor.
“Akhirnya kita hanya menjadi pedagang produk luar. Itu kami evaluasi,” ucapnya seperti dikutip Wartabanjar.com.
Bahkan UMKM khususnya di sektor kuliner dan fashion, juga dihadapkan pada kendala dalam memenuhi permintaan pasar domestik karena keterbatasan kapasitas produksi. Akibatnya, banyak UMKM yang tidak bisa bertahan lama di platform e-commerce.