Putaran Pertama Pemilu Presiden Iran, Hanya 40% Pemilih Berpartisipasi

    WARTABANJAR.COM, TEHERAN – Putaran pertama pemilihan presiden Iran menunjukkan berkurangnya dukungan terhadap kelompok reformis dan konservatif meskipun beberapa pemilih mendorong perubahan dengan mendukung satu-satunya kandidat reformis, kata para analis.

    Masoud Pezeshkian, kandidat reformis dan ultrakonservatif Saeed Jalili, memimpin pemilu yang diadakan pada hari Jumat untuk menggantikan mendiang Presiden Ebrahim Raisi, yang meninggal dalam kecelakaan helikopter bulan lalu.

    Pemungutan suara pada hari Jumat, yang ditandai dengan rendahnya jumlah pemilih dalam sejarah, “jelas menunjukkan bahwa basis reformis dan konservatif telah menyusut secara signifikan,” kata Ali Vaez dari wadah pemikir International Crisis Group dilansir Arab News, Minggu (30/6/2024) waktu setempat.

    Baca juga: Sejarah Bhayangkara Hingga 1 Juli Menjadi Hari Lahir, Berawal dari Pasukan Patih Gadjah Mada

    Menjelang pemilu, koalisi reformis utama Iran mendukung Pezeshkian, dengan dukungan dari mantan presiden Mohammed Khatami dan Hassan Rouhani, seorang moderat.

    Gabungan suara Saeed Jalili dan Mohammed Baqer Qalibaf berjumlah 12,8 juta.

    “Kaum reformis mengeluarkan senjata besar dan mencoba yang terbaik untuk memobilisasi basis mereka,” kata Vaez di platform media sosial X, namun “itu tidak cukup.”

    Demikian pula, kelompok konservatif gagal memperoleh suara yang cukup “meskipun mereka mengerahkan sumber daya yang besar,” tambahnya.

    Vaez menunjukkan bahwa gabungan suara Jalili dan ketua parlemen konservatif Mohammed Baqer Qalibaf, yang berada di urutan ketiga, berjumlah 12,8 juta.

    Baca Juga :   Napi Lapas Cipinang Pelaku Love Scamming Terhadap Siswi SMP Dipindah ke Nusakambangan

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI