WARTABANJAR.COM, GAZA- Jika di belahan dunia lain umat Islam bisa merayakan Idul Adha dengan daging kurban, maka tidak demikian halnya dengan warga Jalur Gaza, Palestina yang sedang dijajah Israel.
Mereka merayakan Idul Adha pada Minggu (16/6/2024).
Mereka tidak dapat merayakan Iduladha sebab sedang dalam kondisi penjajahan dan Israel melarang hewan kurban masuk ke wilayah tersebut.
Di Khan Younis, kota yang berada di selatan Jalur Gaza, puluhan orang berkumpul di dekat masjid yang hancur untuk melaksanakan salat Iduladha.
Mereka dikelilingi oleh puing-puing dan reruntuhan rumah yang dihancurkan oleh tentara Israel.
Di Kota Deir el-Balah, Gaza tengah, umat muslim mengadakan salat di sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan.
Beberapa di antaranya termasuk perempuan dan anak-anak, mengunjungi makam orang-orang tercinta mereka.
Warga setempat, Abdulhalim Abu Samra mengatakan saat perayaan Idul Adha kali ini genap 9 bulan berlangsungnya genosida, lebih dari 37.000 orang mati syahid, lebih dari 87.000 orang terluka, dan ratusan ribu rumah hancur.
BACA JUGA: PBB Ungkap Puluhan Ribu Anak di Gaza Krisis Perawatan Kesehatan
“Rakyat kami hidup dalam keadaan yang sulit,” katanya setelah salat di Khan Younis, dilansir dari berbagai sumber, Senin (17/6/2024).
Media Al Jazeera juga melaporkan, warga Palestina berusaha untuk tetap optimistis melewati Iduladha di tengah ancaman perang.
“Warga Palestina berusaha memberikan kebahagiaan kepada anak-anak mereka, meskipun agresi Israel terus berlanjut, karena banyak dari mereka merayakan Iduladha tanpa orang tua mereka,” tulis Al Jazeera.