“Namun, selaku tenaga kesehatan, pihak terkait berupaya memaksimalkan penggunaan aplikasi dan menghimbau kepadan masyarakat untuk melakukan deteksi sedini mungkin agar tingkat keparahan dan penyebaran HIV/AIDS dapat dikurangi,” ujarnya.
Oleh karena itu, dalam upaya eliminasi HIV/AIDS, pemerintah di Kalsel telah menetapkan target sasaran untuk tahun 2023 dengan mengidentifikasi sekitar 1.200 sasaran. Namun, hingga kini baru ditemukan sekitar 600 kasus, terutama pada populasi kunci seperti Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), yang agak sulit masuk ke dalam komunitas tersebut.
“Meskipun begitu, pemerintah tidak menyerah dan terus menghimbau masyarakat untuk melawan dan memerangi HIV AIDS ini,” ucapnya.
Selain itu, imbauan telah dilakukan melalui tenaga kesehatan di kabupaten/kota maupun di tingkat provinsi melalui media KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) agar masyarakat dapat memahami bahwa HIV AIDS bisa diobati. Melalui deteksi dini, tingkat kematian dan keparahan penyakit dapat dikurangi, dan penularan bisa diminimalisir.
“Secara nasional, langkah ini akan membantu Indonesia mencapai eliminasi HIV AIDS pada tahun 2030. Semoga dengan langkah-langkah yang telah diambil di Provinsi Kalsel ini, kita semua dapat berkontribusi dan melawan HIV AIDS secara bersama-sama,” pungkasnya. (ernawati/mc)
Editor: Erna Djedi