Gencatan senjata bisa dicapai beberapa bulan lalu, kata Thomas-Greenfield, jika Hamas bersedia melepaskan sandera yang mereka pegang.
“Sebaliknya, Hamas terus menghalangi perdamaian, dengan membuat penghalang jalan, meringkuk di terowongan di bawah kota-kota Gaza dan di bawah infrastruktur sipil serta bersembunyi di antara penduduk sipil,” tambahnya.
“Resolusi ini dengan tepat mengakui bahwa selama bulan Ramadhan, kita harus berkomitmen kembali pada perdamaian. Hamas dapat melakukan hal itu dengan menerima kesepakatan yang ada. Gencatan senjata dapat dimulai segera dengan pembebasan sandera pertama. Jadi kita harus menekan Hamas untuk melakukan hal itu.”
Dalam pesan yang diposting di platform media sosial X, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan implementasi resolusi tersebut. “Kegagalan tidak bisa dimaafkan,” tambahnya.
Amar Bendjama, perwakilan tetap Aljazair untuk PBB, mengucapkan selamat kepada dewan tersebut karena akhirnya “memikul tanggung jawabnya sebagai badan utama yang bertanggung jawab menjaga perdamaian dan keamanan internasional.”
Dia menambahkan: “Rakyat Palestina sangat menderita. Pertumpahan darah ini sudah berlangsung terlalu lama. Merupakan kewajiban kita untuk mengakhiri pertumpahan darah ini sebelum terlambat.”
Utusan Slovenia, Samuel Zbogar, menyatakan harapannya bahwa pemungutan suara pada hari Senin “akan menandai hari penting bagi masyarakat Timur Tengah, hari yang akan membantu membungkam senjata, menghentikan pembunuhan, membebaskan para sandera, serta memberikan ketenangan pada, dan membersihkan langit di atas, Gaza. Hari yang menandai awal dari berakhirnya kesakitan dan penderitaan warga sipil.”