Perbuatan itu menunjukkan tidak selarasnya antara ibadah dengan perbuatan sehari-hari. Kiai Taufik menilai perbuatan tersebut tidak dibenarkan dalam Islam.
“Dosa kepada manusia itu lebih berbahaya dari dosa kita kepada Allah. Karena kalau dosa kepada Allah itu kita istighfar mohon ampun, menyesali perbuatan itu dan berjanji tidak mengulangi selesai pasti diampuni,” tegas Kiai Taufik.
Namun kalau dosa kepada manusia, terlebih berkaitan dengan ujaran kebencian dan menyakiti hati seseorang, maka akan dituntut di akhirat nanti.
Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan bahwa ada orang yang di akhirat nanti bangkrut, karena pahala dari amal ibadah yang dilakukan seseorang itu diambil untuk orang-orang yang pernah dizaliminya.
“Habis pahalanya sementara orang yang dizalimi masih ada yang menuntut akhirnya dosa orang yang dizalimi diambil dikembalikan kepada diri orang yang menzalimi itu. Itulah kata Nabi Muhammad orang yang bangkrut itu,” katanya.
Kiai Taufik menyebutkan bahwa orang yang rajin beribadah tetapi dia tidak mampu menunjukkan perilaku sosialnya yang baik itu merupakan fenomena aneh yang tetapi seringkali dilakukan oleh manusia.
“Karena tidak memahami makna ibadah yang sesungguhnya,” pungkas Kiai Taufik.(berbagai sumber)
Editor Restu