WARTABANJAR.COM – Bacaan niat puasa Ramadhan di saat malam hari atau sahur sangat penting untuk syarat sah puasa.
Seperti sabda Nabi saw yang berbunyi:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
Artinya, “Barang siapa yang tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.” (HR Abu Dawud).
Lantas, bagaimana hukumnya umat muslim yang lupa niat saat malam hari puasanya.
Dikutip NU Online, kalangan ulama fiqih mazhab Syafi’i menawarkan langkah solutif bagi orang yang lupa belum berniat puasa Ramadhan di malam hari, agar puasanya tetap sah.
Yaitu dengan cara melakukan niat puasa di pagi hari hingga pertengahan siang hari seraya bertaqlid atau mengikuti Imam Abu Hanifah.
Syekh Dr Muhammad bin Ali Ba’athiyah dalam kitabnya Ghayatul Muna menjelaskan:
وَلَوْ نَوَى مِنْ طُلُوْعِ الْفَجْرِ لَمْ يَصِحَّ لِلْحَدِيْثِ السَّابِقِ. وَقِيْلَ يَصِحُّ كَمَا فِي سَائِرِ الْعِبَادَاتِ حَيْثُ أَنَّ زَمَنَهَا أَوَّلُ الْعِبَادَةِ وَهُوَ أَيْضًا هُنَا، نَعَمْ لَهُ أَنْ يَنْوِيَ فِي أَوَّلِ الْيَوْمِ الَّذِيْ نَسِيَ تَبْيِيْتَ النِّيَّةِ لَيْلًا فِيْهِ وَيَصِحُّ صِيَامُهُ عِنْدَ الْاِمَامِ أَبِي حَنِيْفَةَ إِنْ قَلَّدَهُ
Artinya: “Apabila seseorang berniat dari terbitnya fajar maka puasanya tidak sah karena hadis yang telah lewat. Menurut satu pendapat hukumnya tetap sah, sebagaimana pelaksanaan ibadah lainnya sekira waktunya merupakan permulaan ibadah. Dan ini juga demikian, ya diperbolehkan bagi seseorang tersebut untuk berniat di awal masuknya hari dimana ia lupa berniat di malam harinya. Dan puasanya tetap dihukumi sah menurut pendapat Imam Abu Hanifah jika ia bertaqlid kepadanya.” (Muhammad bin Ali bin Muhammad Ba’athiyah Ad-Dau’ani, Ghayah Al-Muna Syarh Safinah An-Naja, [Hadramaut: Maktabah Tarim Al-Haditsah], halaman 571).