WARTABANJAR.COM, JAKARTA- Usai pencoblosan surat suara pada Rabu (14/2/2024) lalu, kini Indonesia diramaikan oleh banyaknya kabar dugaan penggelembungan suara dan kecurangan penghitungan hasil suara Pemilu 2024.
Banyak beredar di media sosial video pengakuan warga bahwa ada penggelembungan suara untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu.
Misalnya, misalnya beredar video di salah satu TPS di Papua bahwa suara untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berubah dari 116 di formulir C1 kemudian menjadi 1156 di data KPU.
Kemudian di salah satu TPS di Jakarta, hasil perhitungan manual di formulir C1 untuk Paslon 02 adalah 74 namun di data KPU menjadi 748 suara, sementara jumlah pemilih hanya 202.
Kondisi serupa juga terjadi pada hasil perhitungan suara untuk Paslon 01 Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Di salah satu TPS di Lampung, Sumatera Selatan, jumlah suara untuk Paslon 01 mencapai 3,5 juta, sementara aslinya hanya 35 suara dari total pemilih 204 orang.
Netizen kemudian menduga ada kecurangan dan kesalahan memasukkan data di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Hal ini membuat banyak netizen kemudian menggeruduk media sosial KPU RI, Jumat (16/2/2024).
mit***: Min. Banyak kecurangan loh. Ga cuma di desa saya. Pas saya nanya temen, ternyata desa dia juga sama. Pas hari H nyoblos, pagi buta ada yang nyebar duit. Tau kan yang mana ?. Yang paling banyak suaranya. Dan ternyata merata satu kampung dapet