WARTABANJAR.COM, BATULICIN- Dibuka oleh Irjen Kementerian Perdagangan Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi Tohir, Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu (Pemkab Tanbu) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 secara virtual, Senin (15/01/2023) lalu.
Hadir di rapat virtual ini dari Pemkab Tanbu adalah Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Eryanto Rais dan SKPD terkait lainnya.
Dalam rapat ini, Tomsi Tahir mengatakan pada pengendalian inflasi daerah tersebut pihaknya fokus pada kenaikan harga dan cara mengantisipasinya.
Sementara itu, Direktur Statistik Harga pada Badan Pusat Statistik, Dr Windhiarso Putranto menyampaikan tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga (IPH) minggu ke-2 Januari 2024.
Ia mengatakan, secara nasional jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH turun sebesar 9 persen poin.
Wilayah dengan persentasi penurunan terbesar secara berturut-turut adalah Pulau Jawa turun 16,85 persen poin, disusul oleh Pulau Sumatera turun 13,08 persen poin, dan Luar Pulau Jawa dan Sumatera turun 4,48 persen poin.
Ia mengatakan cabai rawit adalah komoditas yang fluktuasi harganya cukup signifikan selama Januari 2024 (sampai pekan ke-2).
Fluktuasi harga komoditas tersebut terjadi di 156 kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Sebanyak 17 kabupaten/kota pada Januari 2024 (sampai minggu ke-2) tidak mengalami fluktuasi harga alias stabil pada 20 komoditas pangan yang dipantau.
Komponen Utama Penyebab Inflasi Sepanjang 2023
Sementara itu, Direktur Pertimbangan Hukum, Sila H Pulungan menyampaikan berdasarkan identifikasi selama tahun 2023 yang merupakan komponen utama yang menjadi penyebab inflasi antara lain, emas perhiasan dan rokok kretek, transportasi udara, antisipasi pasokan menjelang hari raya keagamaan, dan komoditas pangan.