GAWAT! Tahun 2050 Dunia Terancam Kekurangan Pangan, Bisa Buyarkan Indonesia Emas 2045

    Selain itu, imbuh dia, BMKG mendorong para ahli ekonomi dan insinyur yang mendesain infrastruktur mengacu pada pemodelan numerik untuk memvalidasinya dengan perkembangan iklim dan dampaknya. Yang berdasarkan pada hasil observasi, data satelit, dan pengamatan di lapangan.

    “Karena bahkan bagi kami, para ahli iklim, tren ini tidak dapat diprediksi. Sangat tajam, tidak dapat diprediksi. Jadi tolong pertimbangkan hal itu,” tegasnya.

    Dwikorita mengatakan, fenomena iklim global saat ini sudah semakin kompleks, semakin tidak pasti, dan semakin rumit yang berdampak pada kondisi iklim regional dan lokal di Indonesia.

    Dia memaparkan, hasil pengamatan iklim atas suhu rata-rata sejak tahun 1850-2023 menunjukkan, suhu pada tahun 1850-1900 masih realtif stabil.

    “Namun, begitu adanya industri, secara bertahap, sekitar sejak tahun 1950, terjadi kenaikan temperatur secara global. Bahkan lonjakan terjadi menjelang tahun 1980. Di mana grafik kenaikan suhu terlihat pada periode tahun 1920-1950 masih landai, lalu semakin curam setelah tahun 1980,” katanya.

    “Dan tercatat kenaikan suhu sampai tahun 2023 sudah mencapai kurang lebih 1,2 derajat Celcius dibandingkan sebelum revolusi industri, atau periode 1850-1900. Dan, sejak
    8 tahun terakhir, sejak tahun 2016 sampai 2023 tercatat rekor terpanas sepanjang sejarah,” ujar Dwikorita.

    Salah satunya, kata Dwikorita, suhu pada bulan Juli 2023 tercatat sebagai suhu terpanas dibandingkan suhu bukan Juli tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, pada tahun 2023, tercatat suhu terpanas berulang kali pecah rekor.

    Baca Juga :   Disertir Polisi Aske Mabel Dibekuk Satgas Damai Cartenz, Begini Tanggapan Tokoh Masyarakat Yalimo Papua

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI