“Perlu saya ingatkan informasi yang salah tapi seringkali dan diulang-ulang dalam media sosial bisa menjadi sesuatu yang keliru tapi dianggap benar. Ujungnya adalah rakyat yang menjadi korban karena informasi yang salah, yang rugi adalah kita semua,” tegasnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah membantah pernyataan dr.Tifa. Apalagi pernyataan dr.Tifa diyakini banyak pihak tidak berbasis sains, alias teori konspirasi belaka. Imbauan dr.Tifa terkait penggunaan sejumlah obat untuk mencegah jatuh sakit seperti ivermectin dan hidrokloroquin juga belum memiliki kajian ilmiah lebih lanjut.
“Pemerintah harus semakin menggencarkan sosialisasi dan edukasi untuk menangkal hoaks semacam ini. Saya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk memilih dan memilah informasi yang dapat dipercaya,” tutup Rahmad. (rilis)
Editor Restu