WARTABANJAR.COM – Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di wilayah Jabodetabek mencapai 1000 kasus per bulan. Hal ini disinyalir akibat polusi udara.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengajak masyarakat untuk menerapkan 6M dan 1S.
Yaitu pertama, memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau website
“Kedua, mengurangi aktivitas luar ruangan dan menutup ventilasi rumah/kantor/sekolah/
tempat umum di saat polusi udara tinggi. Ketiga, menggunakan penjernih udara dalam ruangan. Keempat, menghindari sumber polusi dan asap rokok,” kata Maxi.
Baca Juga
Gempa Berkekuatan 7,4 Manitudo Berpusat di Tanah Bumbu
Selanjutnya kelima, mnggunakan masker saat polusi udara tinggi. Keenam, melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Ketujuh, segera konsultasi daring/luring dengan tenaga kesehatan jika muncul keluhan pernapasan
Menurut Maxi, hasil data surveilans yang dilakukan dalam enam bulan terakhir menunjukan terjadi peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan Puskesmas maupun di rumah sakit Jabodetabek dimana untuk wilayah DKI Jakarta mencapai 100 ribu kasus/bulan.
Untuk mengatasi persoalan ini dari sisi Kesehatan, terus melakukan sejumlah upaya, selain dengan mengajak masyarakat menerapkan 6M 1S, Kemenkes juga melakukan pemantauan secara real time kasus ISPA yang terjadi di Puskesmas Jabodetabek.
Serta kasus Pneumonia yang terjadi di rumah sakit. Selain itu juga telah dibentuk Komite Penanggulangan Penyakit Pernapasan dan Dampak Polusi Udara.