“Kita masih memiliki potensi yang cukup besar yang memang harus kita eksploitasi agar kita bisa menjamin keamanan energi untuk masyarakat. Saya mengucapkan selamat kepada Pertamina, saya sangat bangga dan berpesan jangan lupa untuk terus memperhatikan keselamatan kerja,” ungkapnya.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa tajak perdana sumur MNK menandai sejarah baru dalam industri hulu migas nasional.
Potensi sumber daya MNK yang selama ini belum digarap, maka pada hari ini menandai potensi sumber daya tersebut mulai dikelola untuk mendukung penambahan cadangan migas nasional.
“Ke depan, kami berharap Pertamina dan investor hulu migas lainnya, dapat lebih agresif melakukan studi mengenai MNK karena potensinya masih besar, kami akan memberikan dukungan penuh bagi investasi di sektor MNK sehingga dapat mendukung peningkatan produksi migas nasional,” ujar Dwi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan, tajak sumur MNK ini merupakan upaya baru untuk membuka peluang di Wilayah Kerja Rokan guna mendukung produksi minyak dan gas nasional.
“Pertamina berkomitmen dalam upaya menopang energi nasional, termasuk dalam pencapaian target 1 juta barel minyak pada tahun 2030. Salah satu upayanya yakni dengan melakukan studi dan inovasi terkait sumber daya & cadangan minyak dan gas bumi yang ada di Indonesia,” kata Nicke.
Sementara itu, Direktur Utama PHR Chalid Salim Said mengatakan, sumber daya MNK di WK Rokan berada di formasi pematang brown shale yakni batuan induk utama hidrokarbon yang ada di kawasan Sumatera bagian tengah, dan lower red bed yakni formasi bebatuan yang berada di bawah brown shale. Potensi ini berada pada kedalaman lebih dari 6.000 kaki.