WARTABANJAR.COM, MARTAPURA – Meski Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar memberlakukan sistem zonasi, SDN Murung Kenanga dan SDN Tunggul Irang Ulu merupakan dua sekolah di Martapura Kota dan berada di daerah padat penduduk tersebut nyaris nihil memiliki siswa baru.
Dua sekolah dasar negeri tersebut nyaris sepi karena kultur penduduk setempat yang memilih menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan nonformal berbasis keagamaan.
Bahkan dua kepala sekolah tersebut sudah berusaha semaksimal mungkin agar ada siswa yang masuk dengan menggratiskan seragam.
Namun, kultur masyarakat setempat lebih memilih untuk menyekolahkan anaknya ke lembaga pendidikan nonformal berbasis keagamaan meskipun berbayar.
Baca juga:
Sekda Tanbu Tekankan Jangan Sampai Anak Tak Sekolah Karena Zona
Ketua DPRD Kabupaten Banjar HM Rofiqi memberikan tanggapan terkait nihilnya siswa di sekolah yang bernotabene negeri dan berada di tengah penduduk tersebut.
“Apa gunanya sistem zonasi di daerah kita. Padahal daerah Murung Kenanga dan Tunggul Irang Ulu padat penduduk. Kok malah ga ada siswanya? Kan aneh. Mending tutup aja sekolahnya, jadikan ladang menanam cabai untuk tekan inflasi,” ujar HM Rofiqi saat ditemui di ruangannya, di gedung DPRD Kabupaten Banjar pada Selasa (18/7/2023) siang.
Rofiqi menyayangkan ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola pendidikan di Kabupaten Banjar.
“Fasilitas sekolah, SDM guru-guru juga harus dipikirkan. Kan sayang kalau itu mubazir, Kalau memang sudah tidak mampu mengurusi sekolah negeri, tutup saja sekolahnya,” sambungnya lagi.