WARTABANJAR.COM, JAKARTA- Terjadi kerusuhan saat pertandingan Persik vs Arema di Stadion Brawijaya, Kediri, Jawa Timur, pada Sabtu (15/7/2023) kemarin yang dipicu oleh 25 oknum Aremania yang menyusup ke dalam stadion meski ada larangan kehadiran suporter tamu.
Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI, Erick Thohir menanggapi hal ini.
Katanya, sudah jelas kesepakatan dengan FIFA usai tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu bahwa tidak boleh ada suporter tamu guna menghindari kericuhan.
“Kesepakatan juga liga dengan kepolisian tidak ada suporter tamu. Akhirnya perkelahian, antara suporter tuan rumah saja berkelahi kemarin, ini yang kita lihat suporter harus menjadi bagian dari transformasi ini,” kata Erick usai meninjau seleksi Timnas Indonesia U-17 di TC Bali United, Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu (16/7/2023).
Erick juga mengingatkan kepada para suporter dengan adanya tragedi Stadion Kanjuruhan tahun lalu, FIFA masih memantau perkembangan sepak bola di Indonesia selama dua tahun ini.
“Jangan lupa peristiwa Kanjuruhan, belum selesai. Dan FIFA ini masih memantau kita dua tahun. Makanya ada aturan tidak ada suporter tamu selama dua tahun ini. Kalau ini terus menerus tidak ada introspeksi diri kita, dari suporter, dari klub, dari tim yang menjadi panitia, percaya sama saya, dihukum. Apa kita mau dihukum lagi?,” katanya.
Sementara itu, sanksi terkait peristiwa itu nantinya akan diputuskan oleh Komisi Disiplin PSSI.
Ia juga menyatakan, bahwa memang perlu waktu bagi para suporter untuk mengerti dan pihaknya akan membuatnya program supaya para suporter di Indonesia bisa bertemu dan berbicara dari hati ke hati.
Terkait kericuhan saat laga Persik kontra Arema FC kemarin, dilaporkan 25 suporter Arema FC yang hadir di markas Persik Kediri, Stadion Brawijaya dipulangkan.