Jangan Tertipu, Terlihat Ramping Padahal Kelebihan Berat Badan, Awas Obesitas!

    WARTABANJAR.COMObesitas adalah kondisi medis berupa berat badan di atas normal karena penumpukan lemak berlebih.

    Hal tersebut terjadi karena asupan kalori lebih tinggi dibandingkan dengan kalori yang digunakan. Apabila kondisi ini terjadi dalam kurun waktu lama, besar kemungkinan berat badan akan terus bertambah.

    Obesitas adalah masalah kesehatan yang banyak ditemui di masyarakat Indonesia. Data Riskesdas tahun 2016 menunjukkan bahwa angka obesitas orang dewasa di Indonesia sebesar 20,7%. Angka prevalensi tersebut terlihat meningkat dari tahun 2013 yang hanya sebesar 15,4%.

    BACA JUGA: Kemenkes : Obesitas pada Anak Naik 10 Kali Lipat

    Berdasarkan data epidemiologi obesitas, di Indonesia sendiri prevalensi penyakit satu ini mengalami peningkatan. Pada 2007, prevalensi obesitas mencapai 10,3 persen. Namun, pada data terakhir di 2018, angka prevalensi obesitas telah mencapai 21,8 persen.

    Tidak hanya itu, diperkirakan, tahun 2030 mendatang, di dunia ada sebanyak 1,12 miliar orang yang alami obesitas. Hal ini lantas menjadi perhatian karena dari perkiraan tersebut angka obesitas sangat tinggi. Untuk itu, penting memperhatikan faktor penyebab dan pencegahannya.

    Parahnya, obesitas dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit serius, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, dan lain sebagainya. Maka dari itu, obesitas perlu ditangani sesegera mungkin.

    Tapi ternyata, bukan hanya orang gemuk yang bisa mengalami obesitas. Anda yang memiliki tubuh ramping tapi perut buncit ternyata tergolong dalam obesitas.

    Obesitas yang Anda alami dikenal dengan istilah obesitas sentral atau abdominal obesity.

    Apa itu obesitas sentral?

    Pengurus Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) yang juga berprofesi sebagai Dokter spesialis penyakit dalam sub endokrin, EM Yunir mengatakan obesitas sentral ditandai dengan perut buncit.

    Lingkar pinggangnya pun jadi lebih lebar, yakni di angka lebih dari 90 cm untuk laki-laki, dan lebih dari 80 cm untuk wanita.

    “Badannya terlihat normal tidak gemuk, tapi perutnya buncit. Nah ini namanya obesitas sentral,” kata Yunir dalam konferensi pers yang digelar PB IDI secara daring, Senin (10/7).

    Obesitas sentral bisa terjadi saat seseorang memiliki pola hidup yang tidak sehat. Terutama berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi.

    Misalnya, terlalu banyak konsumsi makanan yang mengandung gula tinggi dan mengandung banyak tepung. Selain itu, perut buncit juga bisa terjadi pada mereka yang sering minum minuman beralkohol.

    “Karena konsumsi alkohol berkaitan dengan penumpukan lemak perut. Sebab alkohol bisa menghambat pembakaran lemak,” katanya.

    BACA JUGA: Terungkap, Ini Penyebab Obesitas di Indonesia yang Melonjak 10 Tahun Terakhir

    Apakah berbahaya?

    Kelebihan berat badan hingga obesitas tentu bisa memicu berbagai masalah kesehatan. Begitu juga dengan obesitas sentral.

    Obesitas sentral ini bisa memicu masalah kesehatan yang berkaitan dengan radang di sejumlah organ penting pada tubuh. Mulai dari masalah jantung, liver, hingga pankreas.

    “Sangat penting untuk mengontrol asupan makanan dan banyak bergerak agar tidak terjadi obesitas sentral di perut Anda,” katanya.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    editor : didik tm


    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI