Dalam situsnya, BMKG menyampaikan untuk mewaspadai potensi peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang laut mencapai 2.0 meter atau lebih di Laut Bali, Selat Bali, Selat Lombok, Selat Badung, Selat Alas, Perairan Selatan Bali – NTB dan Samudera Hindia Selatan Bali – NTB.
Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Padangbai, Sentot Ismudiyanto Kuncoro mengungkapkan, pelayaran dan layanan penyeberangan tidak dapat dilakukan dari Lombok ke Bali atau sebaliknya menyusul kondisi hujan deras disertai angin kencang dan gelombang tinggi.
“Penyeberangan kami tunda untuk sementara waktu demi keselamatan dan keamanan. Karena hembusan angin mencapai 18-25 knot dan ketinggian gelombang mencapai 1-2,5 meter,” kata Sentot.
Sekretaris Perusahaan ASDP Shelvy Arifin mengatakan, pihaknya terus memonitor perkembangan cuaca dan gelombang tinggi yang disampaikan dan berkoordinasi intensif khususnya dengan BMKG, kepolisian/TNI, dan otoritas pelabuhan setiap kali sebelum kapal ferry melakukan pelayaran agar perjalanan aman dan lancar sampai tujuan.
Selain itu, manajemen secara aktif dan berkelanjutan menyampaikan informasi kepada pengguna jasa jika terdapat keterlambatan pelayanan yang timbul dikarenakan cuaca ekstrem.
“Kami berharap pengguna jasa dapat memahami terkait kondisi cuaca ekstrem yang berdampak pada layanan penyeberangan saat ini, di mana demi keselamatan bersama maka dilakukan penundaan perjalanan sampai kondisi aman untuk berlayar. Kami juga mengimbau agar pengguna jasa memastikan stamina kesehatan dan kendaraan yang digunakan dalam kondisi prima,” tutur Shelvy.(rls)