WARTABANJAR.COM – Jemaah Indonesia saat ini siap-siap melontar jumroh yang pelaksanaannya dibagi menjadi dua. Pertama, selepas tengah malam hingga pukul 05.00 hingga 06.00 pagi waktu Arab Saudi. Kedua, habis Ashar yakni sekira pukul 15.30 hingga 10.00 malam.
Untuk itu Direktur Bina Haji dan Umrah Kementerian Agama, Arsad Hidayat mengingatkan jemaah calon haji Indonesia untuk memperhatikan waktu pelaksanaan melontar jumroh tersebut.
“Ada yang mulai dari setelah pertengahan malam sampai pukul 5-6 pagi. Yang kedua habis Ashar pukul setengah 4 atau lima sampai pukul 10 malam,” kata Arsad, Rabu (21/6/2023).
BACA JUGA: Menag Minta Ditambah AC Klinik Kesehatan Haji Indonesia di Mina
Menurut Arsad Hidayat pihaknya beberapa bulan lalu sudah diberikan form terkait waktu melontar jumroh kepada jemaah. Sehingga jemaah diingatkan agar benar-benar memperhatikan jadwal melontar jumroh tersebut. Sebab jadwal tersebut dibuat dengan mempertimbangkan faktor cuaca dan penumpukan jemaah.
“Karena dengan jadwal tersebut relatif cuaca lebih adem. Penumpukan massa juga lebih bisa terkontrol dibandingkan nanti ada waktu yang dianggap waktu afdal itu potensi penumpukan orang dalam jumlah banyak. Kemudian juga yang paling penting cuaca yang sangat panas,” papar Arsad.
Ketua PPIH Arab Saudi 1444 H/2023 M Subhan Cholid mengingatkan, khususnya untuk jemaah Lansia tidak memaksakan diri melontar jumroh secara langsung. Demi menjaga kesehatan, jemaah Lansia bisa diwakilkan saat melontar jumroh.
Jarak dari tenda di Mina sampai ke lokasi melontar jumrah di Jamarat sekitar 6 kilometer pulang pergi, bahkan ada yang hingga 14 kilometer.
“Ini tentu bagi jemaah lansia sangat berat. Karenanya bisa diwakilkan karena secara Syar’i memang diizinkan untuk diwakilkan. Jemaah lansia tetap berada di tenda untuk berdoa dan berzikir, sementara lontar jumrahnya diwakilkan,” kata Subhan.
Saat puncak pelaksanaan ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina), PPIH Arab Saudi 2023 telah menyiapkan skema pergerakan jemaah. Nantinya akan ada Satuan Operasional (Satop) Armina, juga tiga satgas (Satuan Tugas), yaitu Satgas Arafah untuk Daker Bandara, Satgas Muzdalifah untuk Daker Makkah, dan Satgas Mina untuk Daker Madinah.
Setiap satgas akan dibentuk 11 tim adhoc yang masing-masing beranggotakan petugas pelindungan jamaah (Linjam), Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah (PKP3JH), petugas kesehatan, petugas layanan lansia, serta tim bimbingan ibadah jemaah haji.
BACA JUGA: Pemerintah Saudi Gelar Pasukan Keamanan Hadapi Kesiapan Puncak Haji
Selain itu akan ditempatkan beberapa petugas yang akan berjaga di 70 maktab jemaah Indonesia. Mereka bertugas memberikan layanan akomodasi dan pengawasan katering. Khusus di Mina bakal ada tim Jamarat pada 10 titik, lima di atas dan lima di bawah.
Petugas layanan lansia juga akan ditempatkan di beberapa titik. Mereka akan dibekali 100 kursi roda untuk layanan Armina, utamanya pada fase Mina dan 15 mobil golf yang disiapkan oleh pihak Masyarik.
Berikut ini rencana pergerakan jemaah Indonesia di puncak pelaksanaan ibadah haji.
6-7 Zulhijjah- pergerakan petugas haji ke Arafah
8 Zulhijjah- pergerakan jemaah haji dari hotel di Makkah ke Arafah mulai pukul 07.00 -10.00 WAS
9 Zulhijjah- jemaah haji wukuf di Arafah dari lepas dzuhur sampai Ashar
9 Zulhijjah- sekira pukul 18.30 WAS jemaah haji mulai diberangkatkan dari Arafah ke Muzdalifah untuk mengumpulkan batu lempar jumrah. Proses ini diperkirakan berlangsung sampai tengah malam
10-13 Zulhijjah- jemaah haji melakukan mabit dan lempar jumrah di Mina.(wartabanjar.com/berbagai sumber)
editor : didik tm
Saatnya Bagi Jemaah Haji Indonesia Melontar Jumroh, Ingat yang Lansia Bisa Diwakilkan Lho!
Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com