Warga Korut Ramai-ramai Bunuh Diri, Kim Jong Un Sebut Pengkhianatan Terhadap Sosialisme

    WARTABANJAR.COM – Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un melarang bunuh diri dan menyebutnya sebagai pengkhianatan terhadap sosialisme.

    Menurut Radio Free Asia, Kim mengumandangkan hal itu karena jumlah kasus bunuh diri di Korea Utara diyakini kian meroket.

    Kim mengatakan kepada otoritas setempat, mencoba mencegah orang bunuh diri.

    Kim Jong Un, panik usai mengetahui data negara itu menunjukkan warga Korut ramai-ramai melakukan bunuh diri.

    BACA JUGA: Viral! Wanita Paruh Baya Ancam Bunuh Diri di Depan Penagih Utang, Tempel Pisau Dapur di Leher

    Kim sampai-sampai mengeluarkan perintah rahasia ke pemerintah lokal untuk menekan angka kasus bunuh diri.

    Seorang pejabat dari Provinsi Hamgyong Utara, timur laut Korut, mengatakan kepada Radio Free Asia (RFA) bahwa Kim menyampaikan perintah pencegahan bunuh diri rahasia dalam pertemuan darurat di setiap provinsi para pemimpin komite partai.

    Pertemuan itu dilakukan di berbagai tingkat, baik provinsi, kota, dan kabupaten.

    “Pertemuan kami diadakan di gedung komite partai provinsi yang terletak di Distrik Pohang, di Kota Chongjin,” kata sumber anonim tersebut.

    “Sejumlah besar kasus bunuh diri di provinsi ini terungkap dan beberapa pejabat tidak bisa menyembunyikan ekspresi cemas mereka,” lanjut dia.

    Berdasarkan statistik yang disampaikan dalam pertemuan, tercatat ada 35 kasus bunuh diri tahun ini di Chongjin dan Kyongsong. Sebagian besar kasus tersebut merupakan kasus bunuh diri yang dilakukan satu keluarga.

    “[Para pejabat] terkejut dengan pengungkapan catatan bunuh diri yang mengkritik negara dan sistem sosial,” katanya.

    Seorang pejabat di Ryanggang mengatakan kepada RFA bahwa ia dan para pejabat diberitahu bahwa bunuh diri memiliki dampak sosial yang lebih besar dibandingkan kelaparan.

    “Meskipun kebijakan pencegahan bunuh diri diratifikasi oleh sekretaris jenderal, para pejabat tidak bisa menemukan solusi yang tepat,” ujar dia.

    “(Sebab) sebagian besar kasus bunuh diri disebabkan oleh kemiskinan dan kelaparan yang parah, jadi tidak ada yang bisa melakukan tindakan pencegahan sekarang.”

    Dia membeberkan di Kota Hyesan ada seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang tinggal dengan neneknya setelah orang tua meninggal.

    Kedua orang tua bocah itu pada dasarnya meninggal karena kelaparan. Karena tidak tahan dengan kondisi tersebut, mereka pun memutuskan menenggak racun tikus.

    BACA JUGA: Sebelum Ditemukan Tewas, Plt Ketua Golkar Kubu Raya Sempat Ajak Istri Bunuh Diri Bersama

    Ada pula kasus pasangan berusia 60-an tahun yang menggantung diri di pohon di sebuah pegunungan dan sebuah keluarga yang menelan kalium sianida usai makan bersama.

    “Bunuh diri keluarga adalah tindakan pembangkangan terakhir terhadap sistem tanpa harapan,” ujar pejabat tersebut.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    editor : didik tm

    Baca Juga :   PPIH Fasilitasi Jemaah Haji Sakit Ziarah ke Masjid Nabawi dan Masjidil Haram

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI