Kisah Perajin Kayu Ulin di Kampung Melayu Banjarmasin, Andalkan Pelanggan Setia

    WARTABANJAR,COM. BANJARMASIN – Di pinggir jalan kampung melayu ada bejejer toko perajin pembuat pagar makam, ventilasi, pagar rumah dan semacamnya.

    Zaman dulu sebelum dibuat nya jalan siring, banyak perajin toko kayu bejejer di pinggir jalan.

    Namun setelah siring Jalan Pierre Tendean dibangun, mulai lah para pengrajin ini mencari tempat usaha terpisah-pisah.

    Salah satu pengrajin, Husni Nafarin, kepada wartabanjar.com mengungkapkan setelah Covid-19 berlalu usaha semakin sepi tidak seperti dua atau tiga tahun yang lalu.

    “Sekitar 12 tahun sudah beusaha kerajinan kayu, biasanya paling banyak peminat membuat lubang angin (ventilasi) dan pagar,” ujar Husni, Minggu (4/6/23) siang.

    Baca juga: Viral, Gara-gara Ingat Ayam Belum Dikasih Makan Jemaah Lansia Minta Turun dari Pesawat

    Dia mengatakan, tahun ini tidak terlalu ramai meski Covid-19 sudah berakhir.

    “Kondisi ini berbeda dari beberap tahun yang lalu, masih sangat ramai pembeli,” ujarnya.

    Menurut Husni, pemicunya akibat harga bahan naik, karena para pengrajin mengambil bahan kayu ulin di sekitar Lianganggang, Banjarbaru, di mana memerlukan ongkos angkut.

    “Paling murah Rp2.500 per buah ram angin, sampai yang tertinggi Rp15.000. Untuk musim sekarang tidak bisa diprediksi penghasilan yang didapat,” tambahnya.

    Husni memulai usaha kerajinan pembuat ventilasi sejak ikut kerja bersama orang lain. Lama-kelamaan muncul inisiatif untuk membuka usaha sendiri.

    Pengrajin lainnya, Yamani, mengaku usahanya masih lumayan ramai karena mempunyai pelanggan setia.

    Baca Juga :   Disdikbud Balangan Renovasi Ratusan Sekolah di 2024, Bakal Kerjakan 8 Sisanya di 2025

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI