WARTABANJAR.COM – Sakit kepala sering dialami kapan dan dimana saja. Tentu saja, jika Anda mengalami sakit kepala, Anda akan merasakan penderitaan dan tidak bisa melakukan aktivitas dengan normal.
Salah satu cara mengatasi sakit kepala secara cepat adalah dengan meminum obat sakit kepala yang banyak dijual di toko obat atau apotek.
Menurut International Headache Society, ada lebih dari 150 kategori sakit kepala saat ini.
Seperti diketahui, sakit kepala memang bikin kesal. Belum lagi, penyebab dan penanganannya pun bisa berbeda-beda.
Untungnya, kita dapat menentukan jenis sakit kepala berdasarkan lokasinya, sehingga mengatasi berbagai jenis sakit kepala akan lebih mudah.
Nah untuk mengetahui soal makna dan cara mengatasi sakit kepala berdasarkan lokasinya, simak penjelasan dokter spesialis sakit kepala Emad Estemalik, MD yang dikutip dari Cleveland Clinic ini:
Jenis dan lokasi sakit kepala
Menurut Estemalik, lokasi sakit keoala umumnya menentukan jenis sakit kepala yang diderita. Misalnya:
Sakit kepala tertekan: Di kedua sisi kelpala atau lingkar kepala.
Migrain atau sakit kepaa hormonal: Salah satu sisi kepala.
Sakit kepala klaster: Salah satu sisi kepala, terutama di sekitar area mata.
New daily persistent headaches: Kedua sisi kepala
Sakit kepala hormonal: Satu sisi kepala
Sakit kepala sinus: Seluruh wajah, belakang mata, dahi, serta batang hidung.
Sakit kepala dehidrasi: Seluruh penjuru kepala atau di salah satu spot, seperti punggung, depan, atau sisi kepala.
Untuk mengetahui lebih jelas, berikut paparan tentang jenis sakit kepala di atas, berikut pengobatannya.
Sakit kepala tertekan
Sakit kepala yang disebabkan oleh stres, kecemasan, kurang tidur, atau marah ini merupakan salah satu yang paling sering terjadi.
“Pada sakit kepala tertekan (sakit lepala karena stres), biasanya kita akan merasakan nyeri ringan hingga sedang yang tidak berdenyut di kedua sisi kepala,” ujar Estemalik.
Estemalik menambahkan, umumnya sakit kepala ini dimulai dari dahi, bagian belakang kepala dan leher, serta bisa membuat kepala terasa menegang.
Umumnya, sakit kepala ini tidak akan bertambah parah jika melakukan beberapa aktivitas, seperti naik turun tangga atau berbaring. Namun, sakit kepala ini dapat bertahan mulai dari 30 menit hingga beberapa hari lamanya.
Lalu biasanya, kita bisa meredakan nyerinya dengan memakai obat yang tersedia di pasaran, seperti acetaminophen atau ibuprofen.
Migrain
Migrain merupakan sakit kepala umum yang biasanya dialami oleh perempuan dan disebabkan oleh adanya perubahan zat kimia dan aktivitas pembuluh darah otak.
Perubahan cuaca, hormon, dan beberapa makanan pun dapat memicu migrain.
Rasa nyari pada migrain bisa sedang hingga berat, dengan salah satu sisi kepala terasa berdenyut.
“Kita juga bisa mengalami mual, muntah, sakit leher dan kepekaan terhadap cahaya serta suara saat migrain,” ujar Estemalik.
Migrain bisa berlangsung selama empat jam hingga tiga hari dan bisa diatasi dengan obat yang tersedia di pasaran jika gejalanya ringan.
Selain itu, obat resep dokter, terapi vitamin, latihan relaksasi, biofeedback, akuputur, dan injeksi Botox bisa membantu.
Sakit kepala klaster
Sakit kepala yang diyakini dapat terjadi akibat adanya reaksi kimia di otak ini menimbulkan nyeri cukup parah dan membuat area di belakang mata terasa berdenyut atau ditusuk.
Mata dan hidung pun bisa berair karena sakit kepala jenis ini.
Sakit kepala ini umumnya terjadi satu hingga tiga kali sehari selama periode klaster, yang bisa terjadi selama dua minggu hingga tiga bulan, dan biasanya diatasi dengan obat resep atau oksigen.
Meski penyebabnya belum diketahui, sakit new daily persistent headaches (NDPH) diyakini terjadi akibat proses peradangan.
Menurut Estemalik, jenis sakit kepala ini terjadi secara mendadak dengan rasa nyeri ringan hingga sedang di sisi kepala.
“Jika bertambah parah, bisa terasa seperti migrain, dan tasa nyerinya bisa bertahan hingga berminggu-minggu hingga berbulan-bulan,” lanjutnya.
NDPH juga tidak bisa diatasi dengn obat-obatan, sehingga perlu mencari pemicunya, seperti infeksi, tumor otak, atau masalah vaskular.
Kombinasi antara penanganan medis dan perilaku juga bisa membantu penderita NDPH.
Sakit kepala hormonal
Sakit kepala yang juga dikenal dengan migrain saat menstruasi ini biasanya dimulai sebelum atau selama menstruasi dan dapat disebabkan oleh perubahan kadar estrogen.
Gejalanya mirip seperti migrain, dengan rasa nyeri berdenyut di salah satu sisi kepala yang biasa dibarengi dengan pusing, mual, kaburnya pengelihatan, hingga sensitif terhadap gerakan, cahaya, bau, dan suara.
Obat anti-radang nonsteroid (NSAID) bisa meredakan nyeri dan gejala lain dari sakit kepala jenis ini, dan bisa dikonsumsi dua hingga tiga hari sebelum menstruasi dimulai, yang berlanjut selama menstruasi berjalan.
Lalu obat resep lain, seperti triptan juga dapat membantu meredakan gejalanya.
Lebih lanjut, sakit kepala akibat hormon, peningkatan volume darah, kurang tidur, dan stres juga bisa terjadi saat hamil.
Kendati demikian, perawatannya bisa berbeda karena umumnya perempuan hamil tidak disarankan mengonsumsi obat-obatan, sehingga terapi perilaku kognitif, biofeedback dan terapi fisik bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Sisi positifnya, biasanya sakit kepala saat hamil ini makin ringan seiring bertambahnya usia kehamilan.
Sakit kepala karena sinus
Jika mengalami infeksi sinus, alergi, atau flu, kita bisa mengalaki sakit kepala sinus akibat adanya penumpukan lendir.
Menurut Estemalik, sakit kepala ini bisa menyebabkan seluruh wajah terasa sakit, dengan nyeri parah di belakang mata, tulang pipi, dahi, atau batang hidung.
“Kita juga bisa mengalami hidung tersumbat demam, atau keluarnya ingus pekat,” lanjutnya.
Cara meredakan sakit kepala ini adalah dengan mengatasi penyebabnya.
Jika disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur, perlu pemakaian obat antibiotik atau anti jamur, sementara antihistamine dapat membantu meredakaan sakit kepala akibat alergi.
Lalu jika flu biasa, dekongestan dapat membantu mengurangi pembengkakan pada sinus.
Sakit kepala dehidrasi
Saat kekurangan cairan tubuh, sakit kepala dehidrasi bisa terjadi.
Estemalik mengatakan, nyeri akibat sakit kepala dehidrasi ini bisa terasa ringan hingga parah dan umumnya terasa di seluruh penjuru kepala, namun bisa terasa di saru spot saja, seperti belakang, depan, atau sisi kepala.
Rasa nyeri itu pun bisa bertambah parah jika bergerak.
Lalu, gejala lainnya adalah rasa pusinh dan bingung, mulut kering, serta nyeri otot.
Untuk mengatasinya, bisa dengan meminum banyak cairan, seperti air atau minuman dengan elektrolit, beristirahat, dan mengaplikasikan kompres dingin di kepala. NSAID di pasaran pun bisa membantu.
Kapan perlu ke dokter?
Jika sakit kepala terjadi cukup sering dan mengganggu kehidupan sehari-hari, segera kunjungi dokter.
Lalu, ada beberapa situasi tertentu di mana kita perlu segera mencari pengobatan, terutama jika mengalamu gejala berikut:
Leher menegang
Sakit kepala mendadak yang bertambah parah dengan cepat
Demam yang tak kunjung pergi
Gegar otak.
Kebingungan, kelemahan atau sulit bicara
“Meskipun sebagian besar sakit kepala tidak berbahaya, dokter dapat membantu menentukan jenis sakit kepala yang dialami dan memberikan panduan tentang perubahan gaya hidup, cara menghindari pemicu, dan obat apa yang dapat membantu,” pungkas Estemalik.(wartabanjar.com/berbagai sumber)
editor : didik tm
Ada Berbagai Jenis Sakit Kepala, Kenali dan Lakukan Cara-cara Ini untuk Mengatasinya
Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com