WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Pengadaan CT Scan di Rumah Sakit Sultan Suriansyah Banjarmasin terkesan tidak efisien. Hampir setahun alat CT Scan tersebut belum bisa melayani pasien.
Padahal, APBD Pemko Banjarmasin tahun 2022 sudah mengganggarkan belasan miliar rupiah untuk RSUD Sultan Suriansyah membeli alat CT Scan, sebesar Rp 13.593.438.800. Pembelian secara e-katalog, alat CT Scan itu pun didatangkan oleh PT Tawadha Healthcare.
Kepala BPKP Kalsel, Rudy M Harahap mengatakan, pihaknya akan mengecek ke Inspektur Kota Banjarmasin untuk menelusuri hambatan dan bagaimana strategi percepatannya.
Disinggung terkait pengadaan CT Scan terkesan dipaksakan karena belum siap SDM di RS Sultan Suriansyah dan diduga tidak didahului dengan perencanaan yang matang, menurut Rudy M Harahap, mestinya sudah ada strategi mitigasi risikonya sejak awal.
“Misalnya, kalau barang datang dan izin belum turun, apa strategi mitigasinya,” kata pria lulusan Harvard Kennedy School itu.
Dia menjelaskan, bisa saja strategi mitigasinya adalah melibatkan Bapetan sejak awal dalam pengadaan. Hal ini perlu didalami apakah strategi mitigasi ini sudah ada.
“Mestinya Wali Kota selaku penanggungjawab Sistem Pengendalian Intern (SPI) Pemko Banjarmasin sesuai dengan PP No 60/ 2008 sudah menyiapkan strategi mitigasi resiko tersebut,” ungkapnya.
Baca Juga : Hasil Uji Balistik Kaluar: Senjata Api Pembunuhan Lansia di Mengkauk Banjar Berkaliber 9 MM
Direktur RSUD Sultan Suriansyah, dr Syaukani beberapa waktu lalu saat ditemui diruang kerjanya, didampingi Kabid Pelayanan Kefarmasian dan Penunjang, Ahdiat Shobari, dr Syaukani menyangkal jika disebut mubazir.