Malam Nisfu Syakban Disebut Penentu Nasib Baik dan Buruk, ini Penjelasannya

    Dalam beberapa tafsir, Ikrimah maupun beberapa mufassir seperti Al-Qurthubi menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan ‘malam yang diberkahi’ itu adalah malam Nisfu Sya’ban.

    Selain itu, ada beberapa hadis lain yang juga menyebutkan pentingnya malam Nisfu Sya’ban ini. Pemahaman ayat di atas ternyata menimbulkan polemik, karena jumhur ulama berpendapat bahwa ‘malam yang berkah’ itu adalah malam Lailatul Qadar.

    Tapi Syekh Muhammad Al Maliki tidak serta merta langsung menyatakan bahwa pendapat tentang perihal Nisfu Sya’ban itu salah. Ulama yang juga mengarang Mafahim Yajibu an Tushahhah ini menyatakan bahwa penafsiran kalimat ‘malam yang berkah’ dalam surat Ad-Dukhan di atas dengan Lailatul Qadar adalah lewat metode tarjih, yakni mengunggulkan satu riwayat atau penafsiran dengan lainnya.

    Namun, lanjut Syekh Muhammad, jika digunakan metode jam’ur riwayat, yaitu mengumpulkan beberapa riwayat lain dan berusaha memberi jalan tengah pemahaman, maka pernyataan ulama bahwa takdir dan ketetapan Allah diputuskan serta dicatat di malam Nisfu Sya’ban bisa dibenarkan.

    Syekh Muhammad Al Maliki mengutip riwayat Abu Dluha dari Ibnu Abbas bahwa: “Sesungguhnya Allah menetapkan putusan dan takdir pada malam Nisfu Sya’ban dan menyerahkannya pada para pengampunya pada malam Lailatul Qadar”.

    Komentar Syekh Al Maliki terhadap tafsir dan riwayat tersebut adalah Allah dengan kuasa-Nya menetapkan takdir di Lauh Mahfuzh pada malam Nisfu Sya’ban, dan pada malam Lailatul Qadar, Dia mengutus para Malaikat untuk memenuhi tugas-tugas terkait takdir seseorang yang telah ditetapkan.

    Baca Juga :   Pria Nekat Terjun dari Lantai 8 Hotel di Abepura

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI