WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Virus corona kembali bermutasi.
Terbaru adalah subvarian COVID-19 bernama Omicron CH.1.1 atau Orthrus.
Kali pertama terdeteksi di Inggris pada November 2022 lalu, penularannya di sana sekitar 25 persen.
Sejauh ini, apa saja gejala Covid-19 subvarian Orthrus yang terdeteksi?
Mengutip The Independent, subvarian ini pertama kali terdeteksi di Inggris pada November 2022 lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga hingga saat ini telah mencantumkan Orthrus sebagai salah satu dari tiga varian paling teratas di Eropa.
Seperti Kraken, nama Orthrus juga diambil dari mitologi Yunani.
Orthrus dipercaya sebagai seekor anjing berkepala dua yang menjaga kastil raksasa.
Sebuah tinjauan pracetak yang dipublikasikan dalam BioRxiv menyebutkan bahwa Orthrus memiliki ‘ketahanan netralisasi yang konsisten dan lebih kuat daripada XBB, XBB.1, dan XBB.1.5’.
Artinya, sama seperti sebelumnya, Orthrus disebut lebih menular dibandingkan subvarian lainnya.
Tak hanya itu, subvarian ini juga disebut-sebut menampilkan mutasi gabungan antara Omicron dan Delta.
Artinya, Orthrus memiliki sifat kedua varian tersebut.
Subvarian satu ini juga disebut lebih kebal terhadap antibodi, baik yang berasal dari infeksi sebelumnya ataupun vaksinasi.
Sejauh ini, belum banyak gejala Covid-19 subvarian Orthrus yang dilaporkan.
Hanya saja, diyakini bahwa subvarian ini akan menimbulkan gejala yang tak jauh berbeda dengan subvarian-subvarian sebelumnya.
Sejauh ini, menurut laporan Express, gejala awal Covid-19 subvarian baru yang dilaporkan hanya meliputi sakit tenggorokan, pilek dan batuk.
Selain tiga gejala di atas, Orthrus juga dipercaya memicu gejala-gejala infeksi lainnya. Berikut di antaranya.
1. Sakit tenggorokan
Bukan rahasia lagi, sakit tenggorokan jadi salah satu gejala khas Covid-19.