Terjawab Sudah, Kenapa Minyak Goreng MinyaKita Langka? Ternyata Ditimbun Sejak Desember

    WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Kelangkaan Minyak goreng bersubsidi besutan pemerintah, MinyaKita terjadi hampir diseluruh daerah para pedagang terpaksa harus mendapatkan minyak tersebut dengan membeli secara eceran yang berdampak pada harga jual yang lebih mahal dari biasanya

    Padahal kehadiran minyak kita dirasa penting untuk tetap dapat mengendalikan harga minyak goreng dimana kehadirannya menjadi solusi bagi masyarakat menengah kebawah karena dipatok dengan harga eceran tertinggi perliternya dengan harga 14 ribu rupiah

    Para pedagang terutama pedagang di pasar tradisional berharap suplai distribusi minyak kita terus dapat berjalan dan dipantau pemerintah agar harga jualnya dapat terus di kendalikan.

    BACA JUGA :Mendag Zulkifli Hasan Temukan 500 Ton Minyakita Siap Edar, Siap Disebar ke Jawa dan Sumatra

    Saat ini, kalaupun ada, harganya sudah jauh di atas ketentuan, yakni Rp 14.000 per liter.

    Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan meluncurkan MinyaKita pada 6 Juli 2022 untuk mengatasi kenaikan harga minyak yang pada saat itu sempat menyentuh harga Rp 25.000 per liter.

    Seorang pemilik warung di Jatimakmur, Bekasi, Jawa Barat bernama Halimah mengatakan bahwa MinyaKita sudah langka sejak beberapa minggu lalu.

    Kelangkaan ini terutama pada MinyaKita kemasan satu liter. Di warung Halimah sendiri saat ini hanya tersisa MinyaKita ukuran 2 liter yang dibanderol dengan harga Rp 32.000.

    “MinyaKita ini memang sudah langka dan harga dari sananya sudah naik,” ujar dia saat ditemui Kompas.com, Rabu (8/2/2023).

    BACA JUGA :Tak Hanya di Pasar Tradisional, Minyakita Juga Lenyap dari Ritel Modern

    MinyaKita diduga ditimbun

    Kelangkaan minyak goreng bersubsidi dengan merek MinyaKita ini diduga salah satunya disebabkan oleh penimbunan yang baru-baru ini terungkap.

    Sebanyak 500 ton atau 555.000 liter Minyakita ditemukan menumpuk di salah satu perusahaan di lahan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

    Minyak yang ditemukan di dalam gudang PT Bina Karya Prima (BKP), Cilincing, itu ternyata sudah diproduksi sejak Desember 2022.

    Hingga Februari 2023, minyak goreng subsidi tersebut nyatanya belum didistribusikan.

    Ratusan ton minyak goreng itu pun kemudian disegel oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN) Kementerian Perdagangan.

    Mabes Polri turun tangan

    Satgas Pangan Bareskrim Polri langsung melakukan penyelidikan atas dugaan penimbunan MinyaKita tersebut.

    Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Whisnu Hermawan menjelaskan, proses penyelidikan dilakukan secara kolaboratif dengan Ditjen PKTN Kementerian Perdagangan.

    “Terkait dengan prosesnya kami akan dalami dulu. Apa benar terjadi penimbunan atau tidak,” kata Whisnu, Selasa (7/2/2023).

    Sejauh ini, PT BKP sebagai produsen dominan minyak goreng subsidi mengaku tak kunjung mendistribusikan 500 ton Minyakita tersebut karena belum menerima perintah distribusi.

    “Ini salah satu produsen MinyaKita yang cukup banyak, 70 persen. (Alasan 500 ton Minyakita belum didistribusikan) masih kami dalami,” ucap Whisnu.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    Editor : DTM

    Baca Juga :   Terkait Dugaan Korupsi, Bareskrim Polri Geledah Kantor Kementerian ESDM

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI