Cacing pita ini dapat berpindah dan menyebar ke makhluk hidup lain di sekitar anjing itu, termasuk manusia. Infeksi cacing pita pada anjing peliharaan maupun anjing liar kerap terjadi.
Kejadian terbaru di Kanada menunjukkan bahwa infeksi cacing pita pada koyote atau serigala prairie (jenis anjing) dapat menimbulkan tumor fatal pada manusia. Kejadian tersebut telah menyebar di daerah Alberta sejak 2012 dan ditengarai dibawa oleh anjing ras Eropa yang masuk ke Kanada.
Infeksi ini menimbulkan tumor pada hati manusia dan dapat menimbulkan kematian hingga 90%.
Sejarah anjing peliharaan dan interaksinya dengan manusia diperkirakan sudah berlangsung sejak 14.000 hingga 32.000 tahun lalu.
Sebuah salinan sejarah dari Bangsa Sumeria kuno telah menetapkan hukum tentang akibat gigitan anjing pada tahun 1930 sebelum Masehi.
Hal ini menunjukkan bahwa risiko kematian dan gigitan anjing telah menjadi hubungan akibat-sebab yang dipastikan bahayanya sejak 4000 tahun yang lalu (Tarantola, 2017, Four Thousand Years of Concept Relating to Rabies in Animals and Humans, Its Prevention and Its Cure, Tropical Medicine and Infectious Disease [2].5).
Konsep penyakit rabies juga dicetuskan oleh ahli pengobatan kuno yang bernama Galen dengan ungkapannya yang menarik.
Galen mencapai simpulan bahwa hanya anjing yang menjadi inang alami rabies dan setetes air liur anjing rabies di kulit manusia dapat menyebabkan hidrofobia pada manusia.
Hidrofobia merupakan kondisi takut terhadap air, padahal umat Islam sangat membutuhkan air untuk bersuci dalam rangka beribadah.