Mendengar demikian, jiwa keibuan ibunda ‘Alqamah pun bangkit dan hatinya pun luluh.
Ia merasa tidak tega jika harus melihat jasad sang anak dibakar hidup-hidup di depan mata.
Hingga akhirnya ia rela memaafkan ‘Alqamah daripada melihat jasadnya hangus terbakar api.
Rasulullah saw menyampaikan kepada sang ibunda, “Duhai ibu, api akhirat jauh lebih pedih ketimbang api dunia.”
Baca juga: Video Klip Shah Rukh Khan Bareng Deepika Padukone, Dinilai Hina Hindu Hingga Disuruh Pindah Agama
Setelah dimaafkan, ‘Alqamah pun dengan mudahnya menghembuskan nafas terakhir seraya mengucap kalimah Lā ilāha illallāh. (Lihat: Syekh Zainuddin al-Malaibari, Irsyadul-‘Ibad, halaman 91).
Seorang ‘Alqamah saja yang taat ibadah kepada Allah, berada di ambang kematian su’ul khatimah, bagaimana dengan orang yang durhaka kepada Allah dan orang tua? Bagaimana orang yang terus membangkang dan selalu menyakiti perasaan orang tua?
Sungguh ini pelajaran berharga bagi siapa pun yang masih memiliki sikap buruk kepada orang tuanya.
Sekaligus pelajaran bagi siapa pun yang menginginkan kematian husnul khatimah.
Di momen Hari Ibu ini, marilah kita sama-sama mengubah sikap buruk kita kepada orang tua, terlebih kepada ibu kita.
Doakan yang terbaik jika mereka sudah tiada. Bahagiakanlah mereka.
Jika belum mampu membahagiakan, setidaknya jaga sikap dan perkataan kita agar tidak melukai perasaan mereka.
Sebab, balasan dan ancamannya sangatlah berat dan merugikan kita di dunia dan akhirat. Wallahu ‘alam. (sumber: NU Online)
Editor: Erna Djedi