Tanggapan RSUD Ulin
Menanggapi ini, RSUD Ulin akhirnya buka suara menanggapi hal ini pada Kamis (8/12/2022), dihadiri Dirut RSUD Ulin Banjarmasin, dr Izzak Zoelkarnain Akbar, Dokter penanggung jawab, dr. Nurul Hidayah Sp.A (K) dan lainnya.
Dirut RSUD Ulin mengatakan pada tanggal 28 November 2022 silam, masuk pasien balita perempuan berumur 1.5 tahun dengan riwayat kejang berkali-kali tanpa disertai demam dan panas.
Pasien ini dikategorikan masuk dengan kondisi yang cukup parah.
Ketika dia masuk dalam keadaan kejang namun masih ada riwayat demam.
Setelah diperiksa penyebabnya dan dari pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa pasien mengalami imbalance elektrolit berat (parah) khususnya untuk natrium.
Pasien disebut mengalami hiponatremia di bawah 120 dan ini termasuk kategori parah.

Normalnya, lanjutnya, natrium pada seseorang harus di atas 135.
“Karena sudah terlalu rendah, harus dinormalkan dengan pemberian NaCl. Sederhananya ini adalah garam fisiologis, yang juga biasa diberikan pada pasien dengan kondisi syok pada diare berat hingga demam berdarah,” jelasnya.
Untuk memberikan NaCl ini, prosedur medis yang dilakukan adalah dengan dilakukan koreksi, dimasukan cairan infus dan lain-lain.
Saat harus melakukan serangkaian proses ini, keluarga pasien kabarnya menolak prosedur tersebut.
“Dengan asumsi yang dibuat oleh mereka, termasuk identifikasi zat yang kami masukkan ke tubuh pasien,” tambah dr Izzak.
Ibu pasien menyebut bahwa natrium yang diberikan ke anaknya adalah cairan garam.