Pemilu kali ini penuh drama karena tak ada pemenang mutlak.
Anwar pun resmi menjadi PM Malaysia setelah penantian dua dekade, tepatnya sejak pertengahan medio 1990-an.
Nama Anwar mulai santer digaungkan menjadi perdana menteri sejak ia menjadi wakil PM di era pertama Mahathir Mohamad memimpin Negeri Jiran.
Namun karena berbagai drama politik lantaran agenda reformasinya, Anwar justru malah menjadi musuh bebuyutan Mahathir.
Mahathir pun akhirnya menjebloskan Anwar ke penjara.
Sempat bebas, Anwar kembali merasakan dinginnya lantai hotel prodeo di masa pemerintahan Najib Razak.
Meski demikian, Anwar tetap berjuang.
Dari balik jeruji besi, ia membentuk partai dan mengonsolidasi pembentukan koalisi Pakatan Harapan.
Pada 2018, ia menyatukan kekuatan dengan Mahathir untuk menumbangkan rezim Najib.
Saat itu, Mahathir dan Anwar menyepakati perjanjian politik.
Mahathir akan menjadi PM terlebih dulu.
Setelah dua tahun, Mahathir bakal menyerahkan jabatannya kepada Anwar.
Namun, Mahathir tak kunjung menyerahkan kursinya kepada Anwar, menimbulkan gonjang-ganjing politik.
Mahathir akhirnya mundur pada 2020, membuat Anwar kembali tak berdaya.
Tak patah arang, Anwar kembali mengikuti pemilu tahun ini.
Meski sempat terjerumus dalam drama, Anwar akhirnya dilantik menjadi PM Malaysia. (berbagai sumber)
Editor: Yayu