Namun, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai Pertalite masih aman dari kenaikan harga, terlebih jelang memasuki tahun politik di 2023.
Mamit berpendapat, selama pemerintah masih memiliki dana untuk membayar kompensasi dan subsidi terhadap harga keekonomian, maka harga Pertalite akan bertahan terus.
“Apalagi kondisi kita masih ada windfall, meskipun tahun depan akan berkurang seiring melemahnya harga komoditas,” ujar Mamit kepada Liputan6.com, Senin (24/10/2022).
Di sisi lain, ia menilai kenaikan harga BBM di tahun politik jadi satu kebijakan ganjil untuk dilakukan.
“Kita sudah memasuki tahun politik di 2023. Berat bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan yang kurang populis,” sebut dia.
Kendati harga minyak terus menguat dan sokongan APBN sudah terlampau berat, pemerintah dikatakannya bakal lebih memilih jalan lain untuk bisa menopang harga Pertalite agar tak naik.
Salah satu caranya, dengan menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) yang akan kembali diedarkan dalam jumlah besar.
“Isu resesi ekonomi mempersulit mendapatkan pinjaman. Hal ini juga yang menurut saya pemerintah berhati-hati dalam mengambil kebijakan yang tidak populis,” ungkap Mamit. (berbagai sumber)
Editor: Erna Djedi