Selain Cilacap, ucap Erick, terdapat enam lokasi percontohan program Solusi Nelayan di Lhoknga, Aceh; Deli Serdang, Sumatera Utara; Indramayu, Jawa Barat; Pekalongan, Semarang, Jawa Tengah; Surabaya, Jawa Timur; dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang akan dijalankan selama tiga bulan ke depan
“Cilacap ini pilot project, kalau ini berjalan baik akan dikembangkan di tujuh lokasi dan diperluas ke seluruh Indonesia,” kata Erick menambahkan.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meyakini program Solusi menjadi jawaban atas sejumlah persoalan yang selama ini dihadapi para nelayan.
Teten menyebut 60 persen biaya produksi nelayan selama ini untuk BBM. Teten mengatakan subsidi Solar akan berdampak besar bagi kesejahteraan nelayan. Kemenkopdan UKM bersama Kementerian BUMN juga mendorong peningkatan pengolahan bagi nilai tambah hasil produksi nelayan.
“Kami dengan Pak Erick juga memikirkan jadi pembiayaan, pengolahan, hingga offtaker apakah dari dalam negeri atau luar negeri sehingga nelayan punya keuntungan yang maksimal,” kata Teten.
Anggota Komisi VI DPR Adisatrya Suryo Sulisto mengapresiasi kolaborasi Erick dan Teten dalam membantu kemudahan dan pembiayaan bagi para nelayan di Cilacap. Adi menilai keberpihakan seperti ini memberikan rasa nyaman bagi nelayan sehingga dapat meningkatkan produktivitas hasil tangkapan.
“Ke depan, bukan hanya ketersediaan BBM, tapi juga penyerapan hasil produk perikanan yang tadi disampaikan Pak Erick juga akan dibantu. Kita harap program-program Kementerian BUMN dan Kementerian Koperasi dan UKM bisa terus membantu para nelayan di Cilacap,” kata Adi. (edj)