WARTABANJAR.COM, ANKARA – Beberapa negara anggota NATO ingin perang Rusia-Ukraina berlanjut, kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, pada Selasa, 23 Agustus 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, dan dengan cepat mendapat reaksi internasional, termasuk dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Para pemimpin dunia telah menyuarakan keprihatinannya atas perang Putin yang mengklaim bahwa tindakan mereka adalah untuk membebaskan wilayah separatis Donbas, dan menyingkirkan pemerintah Ukraina dari Nazi.
Melansir dari Newsweek, Kamis, 24 Agustus 2022, NATO telah berdiri kokoh di belakang Ukraina, dengan banyak negara anggota menawarkan bantuan kemanusiaan dan militer ke Kiev untuk membantu mereka mengalahkan Rusia.
Dukungan mereka juga telah memungkinkan Ukraina untuk melakukan serangan di Krimea dan telah melemahkan militer Rusia, karena beberapa ahli telah menyuarakan keprihatinan bahwa Putin mungkin mengarahkan pandangannya lebih jauh untuk sekadar menyerang Ukraina.
Turki, sebagai anggota NATO, telah memisahkan diri dari negara-negara anggota lainnya dalam beberapa bulan setelah invasi.
Dikarenakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertujuan untuk mempertahankan hubungan ekonomi dengan Rusia, yang ia pandang menguntungkan bagi perekonomian negaranya sendiri.
Ketika Erdogan berjalan di garis tipis antara mempertahankan hubungan itu dan mendukung Ukraina, dia sering mendapati dirinya berselisih dengan negara-negara anggota NATO lainnya.