Wall Street Melanjutkan Penurunan, Investor Tunggu Kebijakan The Fed

    Direktur di dua dari 12 cabang regional The Fed, yakni St. Louis dan Minneapolis, menyukai kenaikan suku bunga 100 basis poin pada Juli, menandakan tekanan internal untuk langkah yang lebih besar daripada yang disampaikan pembuat kebijakan bulan lalu.

    Beata Manthey, Equity Strategist Citigroup Inc., mengatakan reli saham baru-baru ini sudah terlalu jauh mengingat prospek inflasi yang lengket dan kebutuhan akan kenaikan suku bunga lebih lanjut untuk menjinakkannya.

    Sekalipun dia menilai tren bullish pada pasar saham dalam jangka panjang, menurutnya pasar tidak naik dalam garis lurus. Pengetatan kuantitatif oleh bank sentral AS akan dimulai bulan depan, menghadirkan potensi hambatan lain untuk ekuitas.

    “Prospek jangka pendek untuk pasar saham tetap menantang. Dampak pengetatan kuantitatif pada pasar keuangan belum terasa, sementara siklus penurunan pendapatan baru saja dimulai,” kata Mathieu Racheter, Head of Equity Strategy Julius Baer.

    Dalam berita perusahaan, saham Zoom Video Communications Inc. anjlok setelah laporan keuangan menunjukkan bahwa transisi aplikasi dari alat penting era Covid ke platform bisnis perusahaan akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.

    Di pasar komoditas, harga gas alam AS jatuh karena operator terminal ekspor utama yang rusak akibat ledakan awal tahun ini mengumumkan penundaan jadwal untuk memulai kembali. Harga West Texas Intermediate menetap di atas US$93 per barel karena dolar AS melemah. (edj/net)

    Editor: Erna Djedi

    Baca Juga :   Hashim Djojohadikusumo Pikat Pendanaan Hijau EUR 1,2 Miliar untuk Sektor Kelistrikan di COP29

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI