Selain itu, Budi mengatakan, fatality rate akibat BA.5 dan BA.4 jauh lebih rendah dibandingkan kematian akibat varian Delta dan varian Omicron, kemungkinan sekitar 1/12 atau 1/10 dari Delta dan Omicron.
Budi mengimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan 5M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) guna melindungi diri dan orang lain dari infeksi subvarian virus corona Omicron BA.4 dan BA.5.
Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman menjelaskan, kedua subvarian Omicron ini dapat menginfeksi hampir semua orang, baik yang telah mempunyai bekal antibodi maupun belum.
Bahkan yang sudah mendapatkan 3 dosis juga bisa terinfeksi, meski gejala yang ditimbulkan akan berbeda.
Menurut Dicky, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki kemampuan reinfeksi atau menginfeksi ulang.
Meskipun pernah terinfeksi oleh subvarian BA.1, BA.2, BA.3, atau Delta, virus masih bisa menyebabkan infeksi ulang.
Menurut Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Erlina Burhan, tingkat keparahan gejala Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 sama dengan subvarian Omicron sebelumnya.
Orang-orang yang terinfeksi bahkan dilaporkan ada yang tidak bergejala, namun ada juga yang mengalami gejala sakit tenggorokan, badan pegal, demam, batuk, sakit kepala, badan lemas, mual atau muntah, sakit perut, dan sesak napas.
Ahli Kesehatan Masyarakat, Hermawan Saputra mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kasus harian infeksi Covid-19 yang perlahan kembali naik.