WARTABANJAR.COM, MARIUPOL – Semua warga sipil yang berlindung di kompleks pabrik baja Azovstal, Mariupol, dilaporkan telah dievakuasi pada Sabtu (7/5/2022).
Dengan demikian tinggal pasukan pertahanan Ukraina yang bertahan di kompleks tersebut.
Pabrik baja Azovstal ini memiliki lebih dari 30 bunker.
Puluhan bunker tersebut, menjadi tempat berlindung ratusan warga dari pertempuran sengit yang mengepung Mariupol sejak akhir Februari lalu.
Fasilitas strategis itu pun kemudian menjadi benteng pertahanan terakhir pasukan Ukraina di Mariupol.
Kota ini diincar Rusia demi menghubungkan pasukan mereka di wilayah selatan (Krimea) dan kawasan Donbass.
Akan tetapi, gempuran Rusia ke Azovstal turut membuat ratusan warga sipil terjebak. Warga dilaporkan menyambung hidup dari tentara Ukraina yang membagikan jatah ransum mereka.
Upaya evakuasi diorganisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Palang Merah Internasional (ICRC) berhasil mengeluarkan pengungsi.
Sebelum evakuasi oleh PBB dan ICRC, prajurit disebut sempat mengupayakan evakuasi sebagian kecil warga.
Tentara Ukraina dan Ruisa menggunakan sistem bendera putih untuk mengadakan gencatan senjata sementara untuk membiarkan warga keluar.
Akan tetapi, upaya evakuasi ini juga diwarnai insiden.
Pada Jumat (6/5) wakil komandan Resimen Azov, Kapten Sviatoslav Palamar, menyebut Rusia menembakkan senjata anti-tank ke kendaraan evakuasi.
Tiga orang pasukan Ukraina dilaporkan tewas dalam insiden itu.
Sementara nasib sekitar 2.000 tentara dan kombatan Ukraina di Azovstal, belum diketahui usai evakuasi sipil.