WARTABANJAR.COM, MARTAPURA – Publik Kalimantan Selatan dibuat geleng-geleng kepala atas kisruh yang terjadi di lembaga wakil rakyat yang terhormat di salah satu kabupaten.
Bagaimana tidak, wakil rakyat yang duduk di lembaga terhormat telah mempertontonkan polemik yang berujung kisruh hingga adu jotos.
MARTAPURA, koranbanjar.net – Beberapa waktu terakhir muncul sejumlah polemik di gedung DPRD Banjar. Mulai dari soal pembentukan Koalisi Dungu, beredarnya amplop cokelat hingga yang terkini tentang kisruh perubahan jadwal rapat paripurna pemilihan Ketua Komisi IV dan dugaan tanda tangan palsu Ketua DPRD Banjar yang nyaris menyebabkan adu jotos serta pengaduan ke pihak kepolisian.
Panasnya suhu politik di DPRD Kabupaten Banjar diduga dipicu terbelahnya lembaga ini menjadi dua kubu, yakni Partai Gerindra dan koalisinya dengan koaliasi dimotori Partai Nasdem.
Dalam menentukan berbagai kebijakan publik di DPRD Banjar, kedua kubu ini sering silang pendapat dan berseberangan. Termasuk dalam pembentukan unsur pimpinan dan Alat Kelengkapan Dewan (AKD).
Terkait kisruh yang terjadi Rabu (27/2022), diawali rapat membahas Ketua Komisi IV/
Beberapa AKD lain, seperti Ketua Komisi I, II dan II sudah diisi oleh kader Partai Politik selain Partai Gerindra.
Namun saat agenda pemilihan Ketua Komisi IV, kabarnya Partai Gerindra ingin menempati posisi tersebut.
Akan tetapi. ternyata Partai Nasdem juga mengincar posisi tersebut.
“Awalnya soal kursi Ketua Komisi IV. Kan Komisi I, II dan III kan sudah diisi oleh kader partai politik lain, sedangkan Gerindra belum mendapatkan kursi ketua komisi. Mungkin, karena itulah muncul berbagai persoalan di dewan, seperti amplop cokelat sampai dengan kekisruhan siang tadi,” ungkap sumber yang dapat dipercaya di gedung DPRD Banjar.