WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Perang Rusia dengan Ukraina bukannya mendingin. Kini justru semakin memanas setelah kedua kubu mengeluarkan senjata canggih.
Dilaporkan, tentara Rusia mulai melancarkan memulai serangan roket di Ukraina timur.
Aksi ini mendapat reaksi negara-negara Barat, yang kemudian memberikan bantuan senjata dan uang lebih banyjak kepada pemerintah Volodymyr Zalensky.
Pejabat Ukraina mengklaim tentara mereka akan menahan serangan itu dalam pertempuran yang mereka sebut Donbas.
Sementara tentara Rusia merangsek maju di hampir seluruh bentangan front timur.
Beberapa jam setelah serangan, Rusia merebut sebuah kota garis depan.
Di reruntuhan Mariupol, pelabuhan tenggara yang telah mengalami pengepungan selama hampir delapan minggu, Rusia memberi ultimatum kepada para pembela Ukraina terakhir yang bersembunyi di pabrik baja untuk menyerah pada siang hari atau mati.
Namun batas waktu berlalu tanpa kabar tentang nasib mereka.
Juru runding Kyiv mengatakan sulit untuk memprediksi kapan pembicaraan damai akan dilanjutkan karena pengepungan Mariupol dan serangan baru di Donbas.
Dalam tanggapan cepat Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan para pemimpin Barat lainnya membahas peningkatan dukungan militer, ekonomi dan kemanusiaan untuk pemerintah Kyiv.
Mereka juga membahas cara untuk meminta pertanggungjawaban Moskow, menurut Gedung Putih. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Berlin akan memasok Ukraina dengan senjata anti-tank dan pertahanan udara serta senjata artileri jarak jauh.