WARTABANJAR.COM, BANJARBARU – Provinsi Kalsel, Kalteng dan Kaltim secara kelistrikan telah terhubung melalui jaringan transmisi tegangan tinggi dan tergabung dalam satu sistem Interkoneksi Kalimantan.
Dengan total pemakaian listrik pelanggan di empat provinsi tersebut mencapai 1.190 juta watt, PLN mengoperasikan pembangkit-pembangkit yang tersebar untuk memenuhi kebutuhan listrik pelanggan dengan total daya mampu 1.700 juta watt.
Dengan kondisi kebutuhan listrik pelanggan yang dinamis setiap harinya, PLN harus menjaga kestabilan antara pasokan listrik pembangkit dan kecukupan listrik yang dibutuhkan.
Lalu, siapa yang mengatur dan menjaga kestabilan pasokan (supply) dan kebutuhan (demand) listrik ini?
Pengaturan dan pengoperasian sistem kelistrikan Kalimantan dijalankan oleh PLN Unit Pelaksana Pengatur Beban (UP2B) Kalimantan yang berpusat di Banjarbaru.
Ditemui di Banjarbaru, Manajer PLN UP2B Kalimantan Turyanto menjelaskan pengaturan sistem kelistrikan dijalankan melalui dua unit regional control center (RCC).
“Regional control center (RCC) 1 terletak di Balikpapan dan bertanggung jawab atas sub-sistem Mahakam yang meliputi gardu induk dan pembangkit listrik di Kalimantan Timur. Sedangkan regional control center (RCC) 2 terletak di Banjarbaru dan bertanggung jawab atas sub-sistem Barito yang meliputi gardu induk dan pembangkit listrik di Kalimantan Selatan dan Tengah,” jelas Turyanto.
Masing-masing RCC memiliki personil yang disebut dispatcher sebagai pilot yang bertugas mengatur pengoperasian pembangkit dan pengaturan beban di gardu induk selama 24 jam sehingga terwujud sistem yang stabil, andal dan effisien.